Denpasar, Pelita Sumsel – Momentum Hari Anak Sedunia menjadi pengingat bagi kita akan pengakuan hak-hak anak sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM). Persis 20 November 1989 lalu, negara-negara di dunia melalui Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengesahkan Convention on the Rights of the Child atau Konvensi Hak Anak (KHA). Dalam situasi apapun, termasuk pandemi Covid-19, KHA akan selalu menjadi semangat yang terus digelorakan, sehingga pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak dapat diwujudkan serta menjadikan anak sebagai prioritas utama dalam pembangunan.
“Anak-anakku di seluruh Indonesia, Hari Anak Sedunia adalah hari untuk kalian semua. Anak akan selalu menjadi prioritas utama dalam pembangunan, maka bukan hanya hari ini saja kita bekerja dan bergerak bersama untuk kepentingan anak-anak Indonesia. Namun setiap hari akan selalu berupaya untuk mewujudkan anak Indonesia sehat dan bahagia. Saat ini kita menghadapi pandemi Covid-19, kualitas pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak tidak dapat dikesampingkan. Apalagi, KHA telah berhasil menjadi pedoman bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dalam melewati berbagai krisis, baik yang disebabkan oleh bencana, konflik, maupun hal lainnya,” tutur Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga pada acara Peringatan Hari Anak Sedunia secara offline di Kota Denpasar, Provinsi Bali dan online.
Sejak disahkan hingga saat ini, sejarah telah membuktikan bahwa semangat pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak yang tertuang dalam KHA merupakan pondasi kokoh yang tak lekang oleh waktu. Selama periode waktu tersebut, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung pembangunan nasional yang inklusif dan ramah anak, sesuai dengan mandat KHA.
Upaya tersebut diantaranya melakukan amandemen kedua terhadap konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 di tahun 2000 dengan memasukkan Pasal 28B Ayat (2), mengesahkan berbagai undang-undang dan peraturan pendukung lainnya, salah satunya Undang-Undang tentang Perkawinan yang telah direvisi, serta meratifikasi 2 (dua) protokol opsional KHA, yaitu Protokol Opsional KHA mengenai Keterlibatan Anak dalam Konflik Bersenjata dan Protokol Opsional Konvensi Hak-Hak Anak mengenai Penjualan Anak, Prostitusi Anak, dan Pornografi Anak.
“Mari kita jadikan momen peringatan penting hari ini sebagai pemompa semangat kita untuk senantiasa memenuhi hak-hak anak Indonesia. Selain itu, demi mewujudkan Indonesia Layak Anak (IDOLA) 2030 dan Generasi Emas Tahun 2045. Anak terlindungi, Indonesia maju,” tutur Menteri Bintang.
Secara bersamaan juga dilakukan launching Video Panca Main yang merupakan hasil kerja sama antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI). BPIP juga menyerahkan secara simbolis 5 (lima) permainan tradisional Panca Main kepada Menteri Bintang. Permainan tersebut diantaranya Panca Gasing, Papancakan, Catur Teuku Umar, Bola Lima, dan Balap Jajar.
Dalam arahannya, Presiden RI, Joko Widodo menyampaikan pesan melalui video mengenalkan nilai-nilai Pancasila melalui permainan tradisional.
“Nilai-nilai Pancasila dan ideologi bangsa harus terus ditanamkan kepada anak-anak kita sedini mungkin. Nilai-nilai Pancasila harus masuk menjadi karakter dan perilaku sehari-hari anak kita. Oleh karenanya, nilai-nilai tersebut tidak cukup hanya diceramahkan, namun harus diinternalisasikan ke dalam hati dan pikiran anak-anak. Hal tersebut dilakukan melalui cara anak-anak, dunia anak-anak, yaitu dunia bermain. Bermain adalah hak anak, hak untuk bergembira dan bersenang-senang bersama teman-temannya. Bertepatan dengan Hari Anak Sedunia mari kita jadikan momentum untuk memperkenalkan kekayaan budaya bangsa, nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui dunia anak, dunia bermain,” pesan Presiden RI, Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo menambahkan bahwa anak-anak kita memerlukan lebih banyak lagi jenis permainan yang bisa menjadi media untuk membangun dialog dalam keluarga, menguatkan ikatan orangtua dan anak, serta mampu memperkenalkan mereka dengan budaya agar cinta Indonesia. Presiden Joko Widodo berharap permainan Panca Main dapat diperkenalkan lebih luas di lembaga-lembaga pendidikan untuk mempopulerkan Pancasila kepada anak-anak sejak dini. (jea/rls)