Ketua KPK : Jadilah Pahlawan Korupsi yang Masih Menjajah Negeri Ini

waktu baca 3 menit
Senin, 9 Nov 2020 21:38 0 236 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel – 

Memperingati Hari Pahlawan, merupakan bentuk penghormatan atas semua jasa dan pengorbanan seluruh pahlawan, hidup mati memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara ini. Dengan mengusung tema besar dari pemerintah pada tahun ini, sangatlah tepat, mengingat esensi serta nilai-nilai pahlawan yang selalu memberi tauladan bagi kita sepanjang zaman, Senin (9/11/2020).

“Seperti integritas sebagai anak bangsa yang memegang teguh agama, budaya serta nilai-nilai kejujuran dan keikhlasan yang luar biasa, sehingga mereka (pahlawan) berani menanggung semua konsekuensi sebagai bentuk resiko sebagai garda terdepan pejuang kemerdekaan. Meski hanya bersenjatakan bambu runcing, adalah nilai-nilai luhur yang dapat menjadi tauladani dari pahlawan,” beber Ketua KPK, M Firli Bahuri.

Ketua KPK menjelaskan, tauladan inilah yang menginspirasi dan terpatri dalam hati sanubari KPK. Jika segala bentuk resiko, mulai dari intimidasi hingga keselamatan jiwa dan raga menjadi konsekuensi yang harus diterima sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, Insya Allah seluruh insan KPK ikhlas dan siap menerimanya.

“Tidak dapat dipungkiri, pengertian pahlawan yang dulu indentik dengan pejuang melawan penjajah, merebut dan mempertahankan kemerdekaan, mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan zaman. Akan tetapi, esensi dan nilai-nilai pahlawan yang banyak memberi tauladan dalam perjalanan bangsa ini, tak kan lekang oleh waktu, apalagi tergerus kemajuan zaman,” ujarnya.

Di masa saat ini, lanjut bapak berpangkat bintang tiga ini, dalam memaknai pahlawan, bisa dipahami dan dilihat dari berbagai sisi, contohnya seseorang yang membawa perubahan atau memberikan nilai-nilai positif kearah kebaikan bersama, untuk bangsanya bisa disebut pahlawan.

“Menjadi pahlawan di era ini, tidak lagi dilakukan seperti dulu, dengan mengangkat bambu runcing karena penjajah zaman now, bukan lagi kolonialisme melainkan laten korupsi yang telah berurat akar di Negeri ini. Jika dahulu para pahlawan mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan negara, saat ini kita harus melanjutkan perjuangan mereka, kita mulai dari sikap jujur, berani dan hebat serta anti korupsi,” paparnya.

Dikatakan orang nomor satu di KPK ini, memang perjuangan saat ini tidak dengan pertumpahan darah melawan penjajah, namun lebih berat karena melawan bangsa kita sendiri, sesuai pesan Bung Karno.

“Menjaga integritas, memegang teguh nilai-nilai agama, budaya dan kejujuran serta tidak diam melihat kedzoliman korupsi, adalah cara untuk menjadi seorang pahlawan untuk melawan korupsi yang menjangkiti saudara kita, anak bangsa lainnya di Republik ini,” tandasnya.

Butuh banyak pahlawan untuk melawan korupsi yang telah lama menjajah negeri ini, agar penyakit kronis ini dapat benar-benar musnah dari bumi pertiwi, agar cita-cita Founding Father dapat terwujud dimana negara dapat melindungi, mensejahterakan serta mencerdaskan kehidupan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote.

“Negara kita telah begitu memberi segalanya kepada kita, kini saatnya bagi kita, untuk membayar kembali kepada negara dan saatnya kita melakukan sesuatu untuk bangsa ini. Mari kita ambil peran sebagai pahlawan Anti Korupsi,” pungkasnya. (sel)

LAINNYA