Palembang, Pelita Sumsel – Angka backlog perumahan atau tingkat kepemilikan rumah di Provinsi Sumsel mencapai 485.042 orang.
Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat. Melalui program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Rencananya, Sumsel bakal dijadikan pilot project oleh Kementerian PUPR dengan kuota pembangunan rumah sebanyak 3 ribu unit.
Kepala Dinas PU Perkim provinsi Sumsel, Basyaruddin Akhmad, mengatakan pembangunan rumah melalui program BP2BT bakal dipusatkan di pinggiran Kota Palembang dan wilayah tetangganya
“Seperti di kawasan Gandus, Jakabaring, Mata Merah dan Talang Kelapa. Sebab, harga tanah di lokasi tersebut masih cukup murah dan layak untuk dijadikan tempat hunian baru Sehingga rumah yang akan dibangun juga cukup layak, kami sudah menghitung biaya pembangunan per unit rumah layak huni mencapai Rp90 juta,” ungkapnya saat dibincangi usai menghadiri Talkshow Perumahan dalam rangka Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2020 di Hotel Aryaduta, Jumat (28/8/20).
“Melalui program tersebut, masyarakat akan disubsidi sebesar Rp40 juta. Sehingga, biaya yang akan diangsur oleh penerima bantuan hanya sekitar Rp50 juta,” tambahnya
Ia juga menuturkan, pembangunan perumahan subsidi tersebut bakal melibatkan seluruh pihak. Mulai dari pengembang, perbankan hingga Forum CSR.
“Harus ada kolaborasi dengan seluruh pihak yang terkait agar bisa terealisasi,” katanya
Menurutnya, program BP2BT memungkinkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa mendapatkan rumah layak huni.
Berbeda dengan program sebelumnya yakni Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Rumah (FLPP), MBR bisa mendapatkan akses perbankan.
“Selama ini masih banyak MBR yang kurang terakomodir dengan program tersebut lantaran besarnya biaya yang harus dikeluarkan,” ungkapnya.
Ia mengharapkan program tersebut diharapkan dapat berjalan di Sumsel sehingga bisa mengurangi angka backlog perumahan.
“Makanya di sini kami juga mengundang unsur perusahaan dan Forum CSR Sumsel agar bisa berkolaborasi,” bebernya. (RPS)