Pilkada Oku Timur, Begini Profil dan Inspirasi Memimpin Paslon Enos-Yudha

waktu baca 4 menit
Selasa, 21 Jul 2020 16:50 0 310 Redaktur Romadon

 

Martapura, Pelita Sumsel – Pasang Calon Bupati dan Wakil Bupati Oku Timur, H. Lanosin Hamzah – HM. Adi Nugraha Purna Yudha atau akrab disapa Enos-Yudha dipastikan maju pada Pilkada Oku Timur Desember mendatang. Keduanya membulatkan tekad untuk ikut kontestasi guna meneruskan perjuangan membangun Oku Timur yang lebih maju dan mulia.

Berikut adalah profil singkat Paslon Enos-Yudha yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber terpercaya. Sebelumnya, Enos-Yudha dikabarkan bakal menjadi penantang terkuat sang petahana dalam perebutan posisi orang nomor satu di Bumi Sebiduk Sehaluan tersebut.

Lanosin Hamzah Putra Pesirah

Pria kelahiran Belitang, 31 Mei 1978 ini merupakan putra ke-12 dari 14 bersaudara, pasangan Bapak H. Hamzah (alm) dan Ibu Hj Hayani (alm). Memulai studi semasa kecil di SD Sidomulyo BK 9, lalu melanjutkan SMP N 1 Belitang dan SMAN 1 Belitang. Setamatnya dari pendidikan menengah, Enos mulai merantau meninggalkan kampung kelahirannya dan melanjutkan studi S1 di Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang.

Di Palembang, Enos terlibat dengan banyak kegiatan kampus, baik intra maupun eksternal Kampus. Ketertarikan Enos dengan dunia gerakan dan kepemimpinan telah tumbuh bahkan sejak dirinya masih menempuh studi di bangku sekolah.

Hal ini lantaran pengaruh kuat dari sang ayah yang pada waktu itu merupakan seorang Pesirah di tanah Sriwijaya. Pesirah pada zaman kolonial Hindia Belanda dikenal sebagai kepala pemerintahan yang memiliki kewenangan memerintah beberapa desa.

Sosok Hamzah, (sang Ayah) termasuk Pesirah paling legendaris di kawasan tersebut. Tak ayal masyarakat setempat begitu hormat dan patuh pada sang Ayah. Enos menyaksikan bagaimana sang ayah memimpin selama kurang lebih empat periode. Hal inilah yang dinilai memberikan pengaruh kuat terhadap gaya kepemimpinannya.

Kiprah Enos di Masyarakat

Pasca menyelesaikan studi di bangku strata satu, Enos kemudian memutuskan untuk menempuh jalur usaha sebagai basis ekonominya. Berbekal pengalaman dan ilmu yang didapat, dirinya beberapa kali menggeluti berbagai usaha. Dari mulai skala kecil hingga usaha skala besar.

Sebagai putra daerah yang lahir dari kawasan Lumbung pangan di Sumsel, Enos juga sering kali terlibat dalam usaha padi dan sejumlah komoditas lain di Oku Timur. Menariknya, usaha yang melibatkan petani tersebut justru bukan untuk menumpuk kekayaan pribadi, tetapi justru ingin berbuat untuk kelompok petani di kampungnya. Tak jarang dirinya terlibat dalam pembekalan kelompok petani untuk melakukan inovasi dalam hal pengolahan hasil tani.

Hasilnya, dirinya tak hanya dikenal dimasyarakat, tetapi juga mampu berkontribusi terhadap sektor pertanian do wilayahnya.

Terjun Dalam Dunia Pemerintahan

Tahun 2010 menjadi langkah pertama Enos memasuki babak baru dalam kehidupannya menjadi abdi negara. Dirinya bergabung dalam Aparatur Sipil Negara pada dinas Pekerjaan Umum. Bertekad memberikan manfaat yang sebanyak mungkin kepada masyarakat, Enos terus berupaya memaksimalkan posisinya di PU untuk mendorong pembangunan di Oku Timur.

Salah satu yang menjadi fokusnya adalah membangun sarana infrastruktur pada sektor pertanian. Hal ini guna menunjang aktivitas pertanian sehingga mampu memberikan hasil panen yang maksimal.

Terjun ke Duni Politik

Berlatar belakang keluarga Pesirah, Enos bersama 13 bersaudara dinilai memiliki solidaritas yang tinggi. Hal ini juga merupakan hasil didikan keras sang ayah yang menanamkan pentingnya merawat solidaritas dan kepentingan bersama. Diantara saudaranya, Enos lalu mengikuti jejak perjuangan keluarga besar yang terjun dalam dunia politik.

Sebut saja Herman Deru, Bertu Merlas, Melinda yang telah lebih dulu terjun dalam gelanggang politik. Banyak kalangan menilai Enos sangat mirip dengan Herman Deru. Mulai dari fisik, gaya bicara dan bergaul hingga gestur tubuh serta kemampuan memimpin. Tak ayal banyak kalangan menilai Enos mampu memimpin Oku Timur seperti halnya Deru berhasil membawa Oku Timur menjadi lumbung pangan di Sumsel.

Belajar dari Sang Ayah

Pendidikan yang keras dari sang Ayah membuat Enos muncul sebagai pribadi yang tangguh dan visioner. Kemampuannya berdiplomasi hingga berbaur dengan masyarakat sangat piawai. Tak heran Enos dikenal sangat dekat dengan masyarakat.

Pada sosok ibu, Enos juga belajar bagaimana melakukan management. Sepenggal sang ayah yang wafat diusia yang terbilang muda, 57 tahun, sang ibu mampu membesarkan 14 anaknya sampai ke perguruan tinggi.

HM. Adi Nugraha Purna Yudha

Pria kelahiran 1986 silam adalah putra Bupati Oku Timur, H. Kholid Mawardi. Yudha memulai studi dari tingkat dasar hingga menengah pertama di Oku Timur. Lalu melanjutkan studi menengah atas di MAN Yogyakarta. Setamatnya dari Yogyakarta, Yudha melanjutkan study pada Fakultas Hukum Perguruan Tinggi Universitas Sjakhyakirti Palembang.

Semasa studi, Yudha juga terbilang menonjol dan telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia kepemimpinan. Tak heran setalah lulus dia langsung terjun dalam dunia kerja dan sempat bergabung dalam Bank Sumsel Babel Cabang Martapura.

Aktivitas kerja tak membuatnya lupa pada mimpi sebagai seorang pemimpin. Tahun 2017, dirinya terpilih menjadi ketua umum KONI Oku Timur hingga sekarang. Sama halnya dengan Enos, Yudha juga banyak mendapat pelajaran dan inspirasi dari sang Ayah, Kholid Mawardi.

Dari inspirasi-inspirasi itu pula Enos dan Yudha mengaku semakin yakin mampu memimpin Oku Timur menjadi lebih maju dan mulia.

Berbekal gaya kepemimpinan sang pesirah yang sangat legendaris serta Bupati yang dicintai rakyatnya, keduanya optimistis mampu mewujudkan kejayaan Oku Timur seperti leluhurnya dulu. Semuanya tentu bermuara pada cita-citanya mensejahterakan masyarakat.(Yfr)

LAINNYA