Selangkah Lagi SFC Kembali ke Liga I, HD : Payo Wong Sumsel Kito Doake Samo-Samo

waktu baca 4 menit
Rabu, 20 Nov 2019 15:25 0 167 Redaktur Romadon

Palembang, Pelita Sumsel – Setelah terpuruk di Liga 1 musim kompetisi 2018 dan terdegradasi ke Liga 2, kini Sriwijaya FC kembali bangkit dan tinggal selangkah lagi menebus mimpi kembali ke Liga 1. Sriwijaya FC yang sudah mengantongi tiket semifinal, harus memaksimalkan laga kontra Persita Tangerang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Jumat (22/11/2019) sore, untuk mengamankan tiket promosi ke Liga 1 sekaligus melangkah ke final Liga 2 2019.

Kebangkitan Laskar Wong Kito selain dikarenakan semangat juang para pemain, pelatih di lapangan yang difasilitasi manajemen juga tidak terlepas dari dukungan penuh Gubernur Sumsel H Herman Deru sejak Ia ditetapkan menjadi Gubernur terpilih pada Pilgub 2018 lalu.

“Alhamdulillah saat ini Sriwijaya FC, klub bola yang menjadi kebanggaan kita semua masyarakat Sumsel, selangkah lagi mewujudkan impian agar bisa kembali bermain di kompetisi bergengsi di Liga 1. Semua daya dan upaya telah kita berikan sepenuhnya untuk mengantarkan SFC  sampai di titik ini. Karenanya saya mengajak seluruh masyarakat di seluruh penjuru Sumsel memberikan dukungan serta doa terbaik agar klub kebanggaan kita Sriwijaya FC lolos ke final. Payo kito doake samo-samo,” ujar HD.

Pada pertandingan semifinal pada tanggal 22 November mendatang di Gianyar Bali, SFC yang merupakan runner up di Grup A akan berhadapan dengan Persita Tangerang yang menjadi juara grup B pada babak perempat final.

Sebelumnya, sejumlah upaya telah dilakukan Gubernur Sumsel Herman Deru untuk mengembalikan SFC kembali merumput di kasta tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia yakni Liga I. Dimulai pada awal Juli 2018 sesaat setelah Ia ditetapkan sebagai Gubernur terpilih oleh KPU pada Pilgub 2018, Gubernur HD turun langsung menjawab keresahan masyarakat terkait kelangsungan klub sepakbola kebanggaan Sriwijaya FC (SFC) pascadegradasi ke liga 2.

Saat itu Gubernur Sumsel Herman Deru dengan tegas menyatakan segera mengajak jajaran manajemen SFC berikut pengurus, tokoh olahraga, suporter hingga masyarakat untuk duduk bersama berembuk. Pernyataan tersebut diungkapkannya saat menggelar konfrensi pers bersama Direktur PT SOM Muddai Madang di hadapan awak media di Hotel Horison Ultima, Senin (7/1/2018) siang.

” Dalam waktu dekat, kalau bisa sebelum pertengahan Januari saya ingin duduk sama-sama. PT SOM yang dimiliki pak Muddai dan strukturnya akan saya undang bersama para tokoh sepakbola Sumsel, perwakilan suporter, masyarakat kita ketemu ajak semua agar ini berjalan sehat,” terangnya.

Pertemuan itu nantinya diharapkan menjadi wadah bagi semua pihak untuk menyalurkan unek-unek serta mencarikan solusi mengenai masa depan SFC. Semuanya demi perbaikan SFC. ” Kita benahi ini, biar SFC tetap jadi tim sepakbola kebanggan kita. Saya akan dengar langsung masukan dari semua termasuk soal kepemilikan saham mau dibawa kemana SFC. Saya akan ajak PT SOM melibatkan masyarakat,” tambahnya.

Tak mau keresahan masyarakat berlarut, HD pun  cepat mengambil kebijakan untuk menyelamatkan klub kebanggaan masyarakat Sumsel SFC. Pasca dilantik secara resmi menjadi Gubernur Sumsel oleh Presiden Joko Widodo 1 Oktober 2018, selanjutnya pada bulan Februari 2019 HD pun memutuskan mengganti kepengurusan SFC.

Gubernur Sumsel H.Herman Deru menepati janjinya dengan menunjuk mantan Dirut BSB Asfan Fikri Sanaf untuk mengelola SFC agar bisa kembali ke Liga I. Hal itu diungkapkannya usai silaturahmi dan sinkronisasi program Pemkab Lahat dengan  Pemprov Sumsel di Pendopoan Rumah Dinas Bupati Lahat, Rabu (20/2/2019).

Saat itu HD menjelaskan bahwa posisi Pemprov Sumsel sudah tidak punya saham (di SFC), melainkan saham milik Yayasan Sepak Bola Sriwijaya yang tersisa hanya 11%. Selebihnya saham itu dimiliki Muddai Madang dalam hal ini owner PT SOM yang memiliki SFC. Namun demikian kata HD saham 88% Pak Muddai itu juga patut dipertanyakan karena (peralihan saham) terjadi setelah Pilkada Gubernur 2018.

“Sebelumnya Yayasan Sepak Bola Sriwijaya pemegang saham mayoritas, tapi entah kenapa ada kondisi khusus Pak Muddai harus menerima pengalihan saham sebelum saya dilantik sebagai Gubernur Sumsel,” ujar HD.

Meski demikian, HD tidak mau menebak-nebak dalam mengambil kesimpulan apa yang sebenarnya terjadi. HD menegaskan, sebagai Gubernur dirinya tidak mau menjadikan SFC sebagai komoditas politik.

Menurut HD, penunjukan Asfan untuk mengelola SFC, bukan hanya kepercayaan yang diberikan oleh manajemen akan tetapi juga masyarakat Sumsel khususnya pecinta SFC. HD juga meminta kedepan SFC tidak selalu bergantung dengan Pemda. Sebab terdapat regulasi yang mengatur batasan-batasan sejauh mana Pemda bisa intervensi.

“Harapan saya dan juga tentunya masyarakat Sumsel, SFC harus kembali menuai prestasi. Bagaimanapun SFC ini pernah menjadi klub yang paling disegani saat meraih double winner di musim 2007/2008. Tapi sekarang ada di Liga 2, bagaimana target musim ini harus dibuat rencana strategisnya. Tentunya ada masa transisi dan beberapa penyesuaian baik di manajemen, pemain, PSSI. Tinggal lagi bagaimana transisi itu dijalankan, cepat atau lambat,” ujar HD tegas.

Kala itu usai menunjuk langsung, ia menginstruksikan Asfan untuk mengambil berbagai langkah strategis agar SFC tidak semakin terpuruk. (Rill)

LAINNYA