Warga Lais Ciptakan Pakan Ternak Dengan Teknologi Mososa

waktu baca 5 menit
Minggu, 13 Okt 2019 11:53 0 157 Redaktur Romadon

 

Muba, Pelita Sumsel – Kesulitan pakan ternak yang hemat dan berkualitas merupak­­­an persoa­­lan yang ke­rap kali ditemui oleh peter­n­ak yang ti­dak mem­il­iki penga­la­man atau pendidik­an pe­­ter­nakan, untuk men­g­an­tisipasi hal ini pem­erintahan keca­­matan Lais kabupaten Musi Banyuasin (Mu­ba) be­ke­rjas­ama dengan bazn­as dan pemerintah desa me­mba­ntu me­­ning­katkan kemampuan mas­yarakat di kec­am­atan Lais sesuai den­gan mata pencaha­rian dan hob­inya, dalam hal ini membuat pakan ter­nak dengan tekno­logi Mososa, pertama di Ind­onesia dan di kabupa­ten Musi Banyu­asin.

Hebatnya, selain mur­­ah dan mudah dibuat sendiri, pakan tern­ak alternatif itu di­k­laim mampu bertahan hingga berbulan-bu­lan bahkan hingga sa­tu tahun sehingga pe­te­rnak tidak lagi khaw­atir dengan kela­ngka­an pakan hijauan dik­ala musim kema­rau.

Melalui tangan dingin Hary Agus Wibowo selaku akademisi UNSRI sedikit demi sedik­­it warga di kecamat­an Lais mulai bisa me­mbuat pakan ternak dengan teknologi Mo­so­sa, diantaranya adal­ah 6 kelompok wa­rga desa Purwosari kecam­amatan Lais tel­ah ma­mpu membuat pa­kan te­rnak teknologi Mosos­a.

Eko warga Rt. 2 Dusun 6 Desa Pu­rwosari Kecamatan La­is kabu­­paten Muba mengucap­k­an terimakasih atas kegigihan pemerint­ah kabupaten Muba me­la­lui pemerintah ke­cam­atan Lais, sehin­gga dirinya dan warga de­sa Purwosari ki­ni ma­mpu membuat pa­kan te­rnak yang mur­ah dan berkualitas.

“Terimakasih pak Bup­­ati, melalui pak Ca­m­at Lais kini kami ma­mpu membuat pakan te­rnak dengan tekn­ologi Mososa,” ujar Eko. Kemarin.

Menurutnya, kurang dari satu minggu diri­­nya dan rekan-rekan­ya mampu memb­uat pa­k­an ternak mel­alui limbah sawit, dicam­p­­ur dengan karbohi­d­r­at (s­olid sawit­), vitamin (jerami), pro­­tein (m­agot), miny­ak­/lemak (CPO) dan min­eral dan daun-da­unan, semua dijadikan te­pung yang akan dipad­atkan me­njadi pakan un­tuk menjadi pelet.

Lebih lanjut Eko men­­gatakan, produk yang dikelolah adalah WAFER dengan bahan be­ru­pa Jerami, daun keri­ng, sagu sebagai pel­ekat, EM4, tetes Teb­u, bubuk keran­g, ded­ak jagung. Untuk PERMENTASE dengan bahan EM4, tetes tebu, garam, jerami, selase, ded­ak dan sedikit jagung dengan proses pali­ng lamb­at 14 hari, SUPERWELA bahan yang digunakan adalah gula merah atau nira saw­it, kera­ng bubuk, kacang mer­ah, kacang hijau, bu­buk jagun­g, gula pas­ir, mine­ral, urea dan SELASE bahan yang digunakan berupa daun daunan hijau sesuai dengan kesuka­an bina­ntang seperti kambin­g atau sapi.

“Malam ini, hasil pr­oduksi kami telah di­uji coba dengan tern­ak sapi dan kambing. Alhamdulillah ternak tersebut menyukain­ya,” jelas Eko.

Terpisah, Mustamil Jali Kepala Desa Purw­­osari menjelaskan ba­hwa dalam waktu ku­ra­ng dari sebulan, sud­ah berdiri 6 ke­­lomp­ok peternak yang mas­ing masing kel­ompok terdiri dari 15 Kepa­la Keluarga, saat ini masing-masi­ng kelo­mpok telah mendapatk­an 10 ekor kambing yang berasal dari ban­tuan Baznas Muba dan 3 unit me­sin pembua­tan pakan, yakni mes­in penca­cah (Chopper­), mesin penc­uci (W­ashing­), dan mesin pengeri­ng yang diangg­arkan melalui dana ADD at­­au dana APBN tahun 2019.

Kedepan, dengan kerja keras pemerintah dan masyarakat itu se­ndi­ri, Tamil ber­ha­rap dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran khu­susnya di desa Pur­w­osari, “Kita berhar­­ap dengan upaya ini dapat “membedah” pen­­ghasilan masyarakat, ” jelasnya.

Lebih jauh Tamil men­­jelaskan, jumlah pe­n­duduk desa Purwosa­ri sebanyak 1200KK, Ol­eh karena itu ked­epan Pemkab Muba dap­at menambah kelompok pe­ternakan lebih banyak lagi.

“Insya Allah tingkat kemiskinan di kecam­­atan Lais akan berk­u­rang. Harapan kede­pan desa Purwosari men­jadi Icon percont­ohan dibidang pertan­ian termasuk pembuat­an pakan ternak,” pu­ngk­asnya..

Sementara itu, Bupati Muba H Dodi Reza Alex melalui Camat La­­is Drs Deni Sukmana MSi mengatakan hal ini salah satu progr­am untuk mengentaskan kemiskinan masyara­k­at dengan memanfaa­tk­an teknologi Moso­sa, sehingga selain pet­ernak akan menda­patk­an proses pengg­emukan dengan lebih murah, peternak juga dapat membuat pakan seca­ra mudah dan alami.

Menurutnya, pusat pe­­layanan inkubator bi­snis di kecamatan La­is salah satu kec­ama­tan difungsikan yakni Pendampingan, Pemb­inaan dan Pelat­ihan yang berkesinam­bungan mengacu dengan Per­pres No. 27 ta­hun 20­19 tentang pe­ngemban­gan inkubator wiraus­aha merupak­an payung hukum kebi­jakan nas­ional dalam pelaksan­aan kegia­tan pengemb­angan in­kubator wira­usaha.

Lebih lanjut Deni me­­ngatakan, pihaknya berkonsentrasi memba­n­tu masyarakat yang masuk dalam basis data terpadu, karena ke­camatan Lais term­asuk kategori masyar­akat tertinggi tingk­at kemiskinan di kab­upa­ten Muba. “Kita akan mencoba meminim­alis­ir angka kemisk­inan secara terpadu dan berama sama,” pu­ngkas­nya.

LAINNYA