Logo Palembang Harusnya Pada Bukit Siguntang itu Segitiga Bukan Setengah Lingkaran

waktu baca 2 menit
Jumat, 14 Jun 2019 15:53 0 317 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel – Ada yang salah pada desain logo lambing Pemerintah Kota Palembang, setelah diamati dan berdasarkan keeputusan DPRD kota besar Palembang No. 36/DPRDK/ 1956 yang belum pernah di revisi. Logo yang beredar di setiap tempat di kota Palembang , logo tersebut tidak sesuai dengan Keputusan DPRD tersebut,

“Kalau secara resmi dan disahkan memang mengacu kepada keputusan DPRD tersebut, terutama yang melambangkan Bukit Seguntang tersebut seharusnya berbentuk Segitiga bukan berbentuk lain, jadi jangan sampai terjadi kesimpang siuran lagi.” ungkap Sejarawan Rd. Muhammad Ikhsan saat di konfirmasi media ini.
Kesalahan ini, kata Ikhsan perlu di perbaiki, karena putusan belum pernah di revisi, ditambah lagi momen Ulang Tahunnya kota Palembang yang ke 1336 pada 16 Juni ini, karena simbol itu jelas ditulis Segitiga, namun yang yang banyak beredar terutama di internet lebih kepada bentuknya setengah lingkaran
Ikhsan menerangkan, hal itu terjadi mungkin lebih kepada unsur ketidak sengajaan saja, namun seharusnya tidak terjadi kelalaian lagi, karena elemen lambang kota lazimnya memiliki arti simbolik tertentu dan Motto pada lambang kota besar merupakan bagian tidak terpisahkan dari konsepsi lambang kota besar.

Ikhsan berharap, agar kedepannya setiap pembuatan logo dan lambang Kota, sebaiknya mengacu pada dasar hukumnya dan untuk masyarakat sebaiknya menggunakan lambang yang telah disahkan secara hukum.

“Mestinya kalau di redesign atau di gambar ulang secara normatif harus persis sama dengan keputusan DPRD tahun 1956 tersebut,”terangnya.

Senada dengan itu, Ketua KompakS , Hermeyudi menjelaskan kalau menurut buku koleksi KompakS yang berjudul Buku Peringatan Lima Puluh Tahun Kota Praja Palembang, karangan R.M Akib tahun 1956, memang tertulis Segitiga di logo itu dan mencerminkan Bukit Seguntang Palembang.

Hal yang kecil seperti ini biasanya terlewatkan dan terhanyut, namun sudah sebaiknya kita sebagai orang – orang yang terlahir dari sebuah sejarah untuk saling mengingatkan.

“Jadi jangan lah terus menerus momentum peringatan kelahiran kota Palembang hanya jadi sebuah peringatan setiap tahunnya namun jadikan sebuah perbaikan dalam setiap kesimpang siuran dari sejarah Kota Palembang,” tutupnya. (yf)

LAINNYA