Bandung, Pelita Sumsel- Keterbatasan bahan bakar fosil sebagai salah satu sumber energi yang tidak dapat diperbarui di Indonesia menjadikan wacana untuk menciptakan sumber energi alternatif dari bahan baku lain yang jumlahnya masih melimpah dan dapat diperbarui.
Salah satu sumber energi alternatif tersebut adalah bahan bakar nabati. Biofuel atau bahan bakar nabati sering disebut energi hijau karena asal-usul dan emisinya
bersifat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan peningkatan
pemanasan global secara signifikan.
Di Kabupaten Musi Banyuasin, komitmen dan upaya Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin untuk mensejaterahkan petani sawit rakyat terus dilakukan dengan program-program Pemkab Muba, misalnya saja dengan peremajaan perkebunan kelapa sawit milik petani rakyat yang dilakukan sejak 2017 lalu di lahan perkebunan milik rakyat seluas 4.446 hektar dan kali ini upaya tersebut akan direaliasikan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kelapa Sawit (BPDP-KS) untuk mengelola inti kelapa sawit menjadi menjadi bahan bakar nabati.
“Kabupaten Muba sangat cocok untuk nantinya mengolah inti kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati, karena Muba menjadi daerah yang dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan ini akan menjadi pilot project daerah yang mengolah dan menghasilkan bahan bakar nabati atau biofuel dari inti kelapa sawit,” ungkap Dekan Fakultas Teknik Industrk Teknik Kimia ITB, Prof Dr Dedi Kurniadi MEng didampingi Ketua Program Studi (Prodi) S2 dan S3 Teknik Kimia ITB, Dr IGBN Makertihartha dan Dosen Teknik Kimia ITB Dr Melia Gunawan di sela Kunjungan Bupati Musi Banyuasin Dalam Rangka Pertemuan dan Peninjauan Penelitian Pengembangan Biohydrocarbon Berbasis Sawit, Kerjasama Antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) di Kampus ITB, Kamis (14/2/2019).
Dijelaskan, untuk tahapan proses pengelolaan minyak nabati dari inti kelapa sawit yakni dimulai dari proses perengkahan – LPG – Biogasoline/green gasoline. Secara umum minyak nabati dapat
terurai secara biologis dan lebih sempurna (lebih dari 90%
dalam waktu 21 hari) daripada bahan bakar minyak bumi
(sekitar 20% dalam waktu 21 hari). Di samping itu, pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan bakar diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi di bidang pertanian.
“Salah satu minyak nabati yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak kelapa sawit. Pemilihan minyak kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif sangat tepat dilakukan di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah negeri Jiran Malaysia,” terangnya.
Lanjutnya, pihak ITB khususnya Prodi Teknik Kimia sangat menyambut baik langkah dan program terobosan yang akan dilakukan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin dalam upaya mengembangkan bahan bakar dari inti kelapa sawit. “Kami sangat siap dan mendukung untuk merealisasikan ini, ini akan menjadi kerjasama yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya petani sawit rakyat,” tuturnya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin menyebutkan saat ini luas lahan kebun sawit milik rakyat yang telah tertanam dan akan ditanam seluas 8.124 hektar yang dilaksanakan oleh 12 koperasi dan dalam tahap proses usulan tahun 2019-2020 adalah seluas 5.360 hektar dan hingga tahun 2022 peremajaan kelapa sawit di Muba mencapai 42 ribu hektar.
“Saat ini Pemkab Muba sedang menuju pembuatan bio fuel yang berbasis sawit, Muba dengan memiliki potensi kelapa sawit yang cukup luas berkeinginan untuk melakukan transformasi industri sawit sehingga akan bisa mendongkrak haga jual TBS kelapa sawit pekebun, oleh sebab itu kehadiran kami ke ITB ini untuk bekerjasama dalam merealisasikan terobosan inovasi energi terbarukan bio fuel ini,” terangnya.
Dodi menambahkan, upaya pembenahan tersebut diharapkan mampu menyentuh kebutuhan pokok pekebun sawit untuk memperjuangkan terwujudnya pekebun sawit yang sejahtera, mandiri, berdaulat dan berkelanjutan. “Kita juga nantinya berencana akan membangun mini refinery untuk penampungan sementara, dan sebagai langkah awal, produksi turunan dari tandan buah segar itu akan dikirim ke kilang minyak milik PT. Pertamina di Plaju, Palembang,” bebernya.
Kemudian, mantan anggota DPR RI dua periode ini juga menambahkan setelah berjalan nantinya di tahap awal dirinya akan mewajibkan seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Muba menggunakan bahan bakar atau biofuel tersebut untuk operasional.
“Dalam waktu dekat MoU akan segera kita lakukan bersama ITB dan BPDP-KS untuk segera merealisasikan ini, dan nantiny tahap awal kendaraan dinas di Pemkab Muba wajib pakai bio fuel Muba ini sebagai wujud implementasi pemanfaatan energi terbarukan dan sustanaible atau berkelanjutan,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Muba Dodi Reza turut didampingi Kepala Bapeda Ir Zukfakar MSi, Kadisperindag Zainal Arifin ST MM,
Plt Kepala DPMPTSP Erdian Syahri SSos MSi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andi Wijaya Busro SH MHum, Kepala Dinas Perkebunan Drs Iskandar Syahrianto, Kabag Humas Herryandi Sinulingga, dan Plt Kabag Protokol Rangga Perdana Putra SSTP MSi. Turut hadir juga Kepala Divisi Pengembangan Biodiesel BPDP-KS Muhammad Ferian. (tf)