72 Tahun HMI, Bagian Penting Perjalanan Bangsa

waktu baca 4 menit
Selasa, 5 Feb 2019 00:00 0 317 Redaktur Pelita Sumsel

Oleh Bambang Irawan*

Sebuah prestasi yang harus dibanggakan bagi Mahasiswa Islam hari ini yang masih memilih Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai wadah organisasi untuk mereka berkecimpung, bertemu dengan berbagai latar belakang kampus dan kultur kedaerahan.

Hari ini, 5 Februari 2019 HMI telah mendudukinya usia yang matang dalam berpikir secara Akademis yang tertuang dalam satu penggal kalimat “Terbina nya Insan Akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”.

Secara kebangsaan, Negara Indonesia patut bersyukur karena beruntung memiliki Himpunan Mahasiswa Islam yang menjadi salah satu bagian penting dalam menemani perjalanan bangsa yang besar ini.

Gerakan driving force merupakan bagian penguatan wacana dan gerakan atas kader bangsa terutama tentang mengimbangi isu-isu keindonesiaan dan keislaman yang ada di bangsa Indonesia.

HMI juga sebagai kelompok yang kaya akan ide dan gagasan serta mampu menciptakan sebuah imajinasi yang selalu berperan dalam setiap peristiwa di tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu dapat dilihat dari perkembangan HMI dari masa ke masa, itu pula merupakan bukti bahwa HMI adalah napas zaman yang hidup di Indonesia.

Sebagai basis gerakan kaum intelektual, kader HMI dituntut untuk belajar dari genealogi perjuangan pemikiran tokoh HMI dalam menemani perjalanan bangsa ini. Para kader HMI memiliki kepentingan untuk dapat membaca gejala-gejala masa depan dan dapat menemukan apa yang akan diperbuat hari ini untuk kepentingan masa depan.

Sebab, kader HMI tidak dididik dan dilatih akan tetapi kader HMI di tuntut untuk menjadi kader yang terdidik dan terlatih.

Ketika kita membicarakan dunia aktivis maka disitulah titik dimana kita tidak bisa melepaskan peran penting kader HMI dalam mengawal perjalanan bangsa ini. Bisa kita lihat sejarah, yang berani memunculkan ide pluralisme dan sekularisme adalah kader HMI, Ahmad Wahib dan Nurcholish Madjid.

Apalagi dalam dunia politik kebangsaan hampir semua di hiasi oleh pemikiran-pemikiran bahkan tindakan nyata dari kader HMI, Akbar Tanjung yang berawal dari dia menjadi kader terbaik HMI pada tahun 1971 mampu secara berkelanjutan bergerak untuk masa depan bangsa dan pada akhirnya beliau mampu menjadi tokoh nasional bangsa Indonesia.

Banyak lagi kalau kita membicarakan torehan tinta sejarah kader HMI untuk Republik Indonesia ini. Pendiri nya Alhamdulillah telah di angkat menjadi salah satu Pahlawan Nasional. Namun kesemua itu dapat menjadikan kader HMI hari ini hanya terpukau dan terlena dengan masa ke-emasan para seniornya.

Sebuah catatan buruk untuk kita hari ini yang masih memilih untuk aktif di HMI, baik secara struktural mampu kultural. Tingginya tensi dinamika yang terjadi di HMI baik itu di vokal langsung oleh internal ataupun dorongan eksternal yang berupaya untuk “meninabobokan” peranan HMI secara massif di tahun politik kali ini.

Saya pribadi menilai semua dinamika ini terjadi karena memang kuat sekali dorongan eksternal baik itu melalui perantara para senior atau langsung ke tubuh HMI, defensif para kader HMI hari ini tidak seperti para seniornya terdahulu yang mampu memainkan peranan penting dalam tahun politik.

Terbelahnya PB HMI membuktikan kekonyolan para kader HMI itu sendiri. Semua hanya karena kekesalan yang “mungkin” Ide-ide nya tidak ter akomodir, bisa jadi karena kepentingan kelompok tertentu yang memang haus jabatan dan ingin menghancurkan kultur budaya intelektual HMI dari dalam.

Dalam tulisan ini ingin saya sampaikan, konstitusi dan NDP merupakan pijakan dan garis batasan kader HMI dalam bertindak. Tidak bisa semua gerakan para kader HMI didasari dari like and dislike. Saya berharap para petinggi HMI yang ada di struktur PB HMI yang sah hari ini, mampu mengajak dan merangkul kader HMI se-Indonesia untuk bersama bersatu padu melawan semua tindakan eksternal yang berupaya keras untuk membelah himpunan ini.

Mari kita semua para kader HMI yang masih aktif baik struktural dan kultural mampu menjadikan momentum hari jadi HMI yang ke 72 tahun ini sebagai momentum merenungi, menghayati dan bertransformasi bersama-bersama ke perubahan yang lebih baik.

*Ketua Umum Badko HMI Sumbagsel 2018-2020

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA