Palembang, Pelita Sumsel – Palembang sangat banyak sungai, makanya dijuluki kota seribu sungai, sayangnya sungai-sungai banyak ditimbun, sudah benar pemerintah dengan program bersih sungai-sungai kecil, tinggal solusinya daerah yang rendah itu pengalirannya ke arah sungai lancar, jadi sungai-sungai itu mesti dioptimalkan kalau bahasanya revitalisasi sungai, bukan hanya di cat atau bersolek, selain bersolek harus di keruk kedalamnya
Hal ini disampaikan Sejarahwan Kemas Ari Panji dalam diskusi ngopi Bareng Bung FK “212 Kita Waspada Banjir” di Lord Cafe, Minggu (2/12)
“Palembang Melihat dulu sejarahnya bahwa Palembang merupakan daerah yang berair, daerah sebagian besar daerah endapan air atau rawa-rawa, jadi Palembang daerah air, kita harus mengenal mengenal dulu dwilayah Palembang, celakanya pembangunan membabi buta tidak lihat dulu kondisi, tambah parah lagi tidak memikirkan saluran air,” ujar Dewan Redaksi Pelita Sumsel ini.
Menurut dia, hujan sebentar saja sudah banjir di daerah yang rendah, Jadi kompleks masalah banjir, kalau bandingkan dengan italia yang punya venesia, Palembang disebut juga venesia dari timur, bisa mengendalikan mengendalikan daerahnya dari permukaan dari laut, logikanya kenapa Palembang tidak bisa
“Kalau ngomong pengunaan pipa yang biayanya tinggi, ini permasalahan konpleks, sama seperti Jakarta, ketika mereka membangun tanpa memikirkan pengairan ini,sejarahnya sebenanrya pada masa penjajah belanda sudah banjir, setidaknya bagaimana, apakah Palembang dari dulu sudah banjir, memang Palembang sejak dulu sudah banjir karena daerah pasang surut, harus dipahami bajwa ada siklus pasang surutketika air naik maka tergenang, ketika air surut dia akan turun,” papar Dosen UIN RF ini
Dikatakan Kemas ini harus dipahami, justru banyak menimbun-menimbun sehingga lupa menyediakan endapan air.” Logikanya seperti anak-anak itu, ketika anak-anak dilarang bermain, dia akan keluar dari larangan itu, begitu juga dengan air ketika air itu ditentang dia akan meluap, kemana saja, kedaerah yang rendah, Ada anekdot sejarah begini, ada terowongan dari BKB sampai charitas dan goa jepang, kalau benar hal ini, ketika kita cari dan gali saya curiga inilah terowongan air, kenapa tidak kita memamfaatkan dan di telusuri, “ Pungkasnya (MDA)