Palembang, Pelita Sumsel – Calon Legislatif (Caleg) DPRD Sumsel Daerah Pemilihan (Dapil) Palembang A Partai Hanura Nomor urut 3 Qodri Usman mengungkapkan bahwa bertarung di Dapil Palembang begitu kompetitif, tapi dia tidak mau mengatakan kalau Dapil tersebut sebagai “Dapil Neraka”.
“Saya ingin menepis anggapan bahwa Dapilnya bukanlah Dapil neraka seperti penilaian beberapa pihak. Tapi disisi lain saya juga bersependapat bahwa pertarungan di dapil inisangat luar biasa. saya meyakini dengan masyarakat yang heterogen serta potensi kami beserta Tim,” Jelas Qodri saat jadi narsum acara Ngopi Bareng Bung FK di Dipo Cafe, Sabtu (20/10/2018).
Walaupun kompetisi dapilnya ketat, dirinya tetap optimis meraih kursi, dimana pada Pileg tahun 2014 lalu, partainya (Hanura, red) tidak memperoleh kursi di DPRD.
“Dengan potensi yang ada saya optimis mampu meraih kursi, Untuk meraih kursi saya siap bersaing dengan kontestan yang lebih senior,” ungkap Qodri yang saat ini masih menjabat ketua Gema Hanura Sumsel
Lebih lanjut, Qodri mengatakan agar dirinya diterima masyarakat, dirinya mempunyai trik jitu, salah satunya harus lebih jauh mengenali masyarakat di dapilnya.
“Untuk bisa duduk di dapil ini harus door to door, saya harus bisa membagi waktu, dan saya cukup yakin dengan kapasitas saya, harus lebih agresif dibanding caleg berumur, karena peluang di dapil ini cukup bagus,” Ujar pengusaha muda ini.
Selain itu, merespon soal caleg muda yang berpotensi untuk bersaing, Qodri Usman memberikan pandangannya. Ia menilai kaum muda memiliki andil dalam perjalanan bangsa ini.
“Publik pasti tidak akan pernah lupa dengan kontribusi yang telah diberikan oleh kaum muda dalam membangun bangsa. Coba kita lihat jejak rekam sejarah di Indonesia, dimana Kaum Muda banyak telah mencatat sejarah perubahan bangsa Indonesia, salah satunya peran pemuda dan mahasiswa dalam menurunkan Presiden Soeharto pada tahun 1998 silam,” jelas Owner Dipo Cafe ini
Ditambahkannya, dengan semakin meningkatnya partisipasi kaum muda di dunia perpolitikan dengan jalan menjadi calon anggota legislatif (Caleg) pada Pileg 2019 mendatang, menandakan bahwa meningkatnya juga kepedulian kaum muda dalam berkontribusi membangun daerahnya.
“Salah satu latar belakang kaum muda nyaleg (jadi caleg, red) adalah untuk berkontribusi membangun daerahnya serta dapat berbuat lebih banyak untuk masyarakat,” ujar Qodri
“Tidak sedikit kaum muda yang punya jejak rekam positif yang diperolehnya dari kematangan berorganisasi saat mengenyam bangku sekolah ataupun kuliah. Selain modal itu, tentunya dengan brandnya, yaitu jiwa dan ide yang kreatif serta progresif, dinilai mampu menjadi modal tambahan untuk berkompetisi dalam dinamika politik yang sudah sangat dinamis,” pungkasnya (YF)