Ini Fakta Sejarah Jembatan Ogan

waktu baca 2 menit
Jumat, 8 Jun 2018 01:25 0 496 Redaktur Pelita Sumsel

Palembang, Pelita sumsel – Sebagaimana yang terjadi baru-baru ini Jembatan Kertapati yang dulu disebut juga Jembatan Ogan telah mengalami kerusakan akibat bertabrakan dengan kapal Tongkang yang ditarik Tug Boat (TB) Jangkat, Rabu dini hari(6/6).

Akibat tabrakan tersebut bagian tiang pancang jembatan mengalami kerusakan yang lumayan parah sehingga pemerintah setempat terpaksa menutup ruas jalan dan mengalihkannya ke lajur yang lain selama masa perbaikan.

Sekretaris Umum Masyarakat Sejarah Indonesia Cabang Sumatera Selatan, Kemas A. R. Panji

Sekretaris Umum Masyarakat Sejarah Indonesia Cabang Sumatera Selatan, Kemas A. R. Panji mengatakan sebelum kita mengenal adanya Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) ditahun 1960-an, satu-satunya jembatan yang menghubungkan wilayah Palembang ke daerah Uluan (khususnya daerah Indralaya dan Prabumulih, Kayu Agung, Muara Enim, dll) Dusun-dusun adalah Jembatan Ogan tersebut.

“Orang Belanda pada masa penjajahan di Palembang menyebut jembatan itu dengan sebutan Ogan Brug atau Jembatan Ogan karena  lokasi pembuatan Jembatan ini melintas di atas Sungai Ogan. Kemudian  penyebutan nama Jembatan Ogan ini berubah menjadi Wihelmina Brug atau Jembatan Wihelmina merujuk nama Ratu Belanda saat itu yang lagi berkuasa di negeri Belanda,” ungkap Kemas.

“Artinya Jembatan ini menjadi salah satu ikon kota Palembang dibidang Infrasturktur “Jalan dan Jembatan” sebelum jembatan Ampera ada dan punya sejarah panjang dan merupakan saksi bisu perjuangan rakyat melawan Belanda di Palembang pada masa itu yang harus kita rawat dan jaga bersama” lanjutnya

Kemas menambahkan bahwa pada masa Revolusi fisik terutama saat perang Gerilya antara pejuang Palembang (Sumatera Selatan) melawan penjajah Belanda yang ingin kembali menguasai wilayah Palembang. Jembatan Ogan ini menjadi wilayah yang di blokade oleh Belanda sehingga satu-satunya cara yang harus dilakukan oleh pejuang adalah lertempuran secara langsung (kontak Fisik) untuk melumpuhkan pos Penjagaan yang ada di atas Jembatan dan Muara Sungai Ogan.

Kemas sangat mengharapkan agar pemerintah bisa menjaga dan memelihara Jembatan Ogan ini dan sudah saatnya dilakukan pemasangan vender atau pelindung, selain sebagai salah satu penunjang transportasi dan karena bernilai sejarah tinggi bagi kota Palembang. Apalagi  peristiwa serupa juga pernah terjadi dengan Jembatan Ampera yang ditabrak kapal tongkang yang bermuatan ribuan ton batubara dan saat ini sudah dilakukan pemasangan vender. (fly).

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA