Pagaralam, Pelita Sumsel – Meski mengalami kemunduran jadwal dari April ke Juli 2018, penutupan ruas jalan Lahat-Pagar Alam melalui jalur jembatan Endikat tetap akan dilakukan. Pasalnya, perbaikan akan dilakukan secara total. Hanya saja jalur yang akan dipindahkan melalui jalur Gumay Ulu, Lahat, dikhawatirkan akan menambah kerusakan di jalur tersebut lantaran akan meningkatnya intensitas kendaraan yang lewat. Sabtu (21/4)
Hal tersebut seperti diakui Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, Dikatakan Alex, seharusnya dan akan diupayakan perbaikan jembatan Endikat bisa satu paket dengan perbaikan jalan Gumay Ulu yang akan menjadi alternatif pengendara untuk menuju Lahat-Pagar Alam sebaliknya, selama proses perbaikan jembatan Endikat berlangsung. Hal tersebut terang Alex, untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan yang timbul.
“Ya menang sebaiknya anggaran perbaikan jembatan dan liku Endikat bisa satu paket dengan jalan Gumay Ulu. Supaya yang satu baik yang satunya lagi tetap baik tidak rusak, “terang Alex, saat berkunjung meresmikan Masjid Muhajirin II Desa Lubuk Dalam, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Lahat.
Terpisah, Kepala Satker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sumsel, Ir Rusman MM, melalui Zulkarnain PPK09 pelaksanaan jalan nasional mengungkapkan bahwa Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V, melalui Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sumsel, menjadwalkan 1 Juli ruas jalan nasional Lahat-Pagaralam akan ditutup total. Lantaran adanya perbaikan jembatan endikat penghubung Lahat – Pagaralam. Selanjutnya disambung dengan perbaikan alinyemen liku lematang. Dijelaskanya, adanya penutupan itu, otomatis akses Lahat-Pagaralam akan dialihkan melalui jalan provinsi Muara Siban-Gumay Ulu-Simpang Bacang. Rehap jembatan atau pun pelebaran jalan yang sejak tahun 2010 berstatus jalan nasional itu, tidak bisa dilakukan separuh. Makanya harus pindah jalur.
“Pelebaran jalan yang diterapkan di Tebing Lematang menggunakan teknologi baru. Dimana jalan akan menggantung di atas jurang dan menjadi pertama di Sumsel meniru yang telah digunakan di Aceh,”katanya.
Sementara itu, Yardan seorang warga yang berjaga di sana mengaku, belum mengetahui jadwal perbaikan jembatan. Kendati demikian, pihaknya bersama warga Tanjung Nibung Lahat dan Mingkik Kota Pagaralam berjaga di jembatan 24 jam secara bergantian.
“Kami belum tahu kapan jadwal perbaikannya, saat ini jembatan masih aktif dilalui dan menjadi jalur perlintasan utama. Kami secara sukarela berjaga disini, kami tidak mengharapkan bayaran, namun terkadang ada pengendara yang peduli dan memberi kami uang. Uangnya biasanya pecahan 2 ribu hingga 2 puluh ribu rupiah, namun yang sering diberikan uang 2 ribuan,” ungkapnya (Ar)