Palembang, Pelita Sumsel-Debat Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel di gelar di ballroom Hotel Novotel Palembang pada Rabu (14/3) dinilai kurang greget karena ada beberapa kesalahan teknis pada saat debat mic pada debat tidak berfungsi secara baik
Ada Empat paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel periode 2018 mengikuti pelaksanaan debat publik yang difasilitasi KPU Sumsel dan TVRI diantaranya paslon nomor urut satu Herman Deru-Mawardi Yahya, paslon nomor urut dua Aswari-Irwansyah, paslon nomor urut tiga Ishak Mekki-Yudha Pratomo, paslon nomor urut empat Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramanda Kiemas.
salah satu panelis Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof Dr. Sirozi MA PhD menilai secara keseluruhan debat berjalan dengan baik hanya persoalan tehnis yang sedikit menganggu
“Saya berharap pada debat berikutnya lebih dievaluasi lagi yang pertama soal sound system dan yang kedua adalah mic agar lebih dimantapkan lagi,” Ungkapnya
Selain itu, Menurut Sirozi, semua paslon telah siap dengan semua materi hal ini terbukti masih banyaknya waktu yang tersisa setiap kali diberi kesempatan untuk bertanya maupun menjawab.
“Sampai Moderator moderator selalu mengatakan ” masih ada yang mau ditambahkan pak ? Karena masih waktu ,” Tambahnya
Saling Sindir Antar Paslon
Debat Kandidat juga terjadi malam sindir menyindir program dari semua calon hingga debat sendiri berjalan sedikit tegang.
Pantauan Pelita Sumsel Misalnya saja, paslon nomor urut satu Herman Deru-Mawardi Yahya yang menyindir program paslon nomor urut tiga Ishak Mekki-Yudha Pratama yang akan merealisasikan internet hingga ke pelosok desa. “Bagaimana mungkin kita bisa pasang internet ke desa-desa kalau persoalan listrik saja belum tuntas,” cetus Herman Deru.
Selain itu, paslon nomor urut dua juga yakni Aswari-Irwansyah mempertanyakan keseriusan paslon nomor urut empat Dodi-Giri untuk memimpin Sumsel lima tahun ke depan. “Sebenarnya pak Dodi ini lebih dibutuhkan di Muba, karena masih satu tahun menjabat Bupati Muba,” ungkap Aswari.
Begitu pula paslon nomor urut tiga yang mempertanyakan program paslon nomor urut satu dalam upaya mewujudkan Sumsel lumbung pangan. “Harus konkrit dan merata, bagaimana nyatanya untuk mewujudkan Sumsel lumbung pangan yang benar-benar merata,” kata Ishak Mekki.
Selain itu, paslon nomor urut empat Dodi-Giri juga mempertanyakan program OK OCE KITO milik paslin nomor urut dua Aswari-Irwanyah yang dinilai copy paste program HIPMI Sumsel. “Sebenarnya program OK OCE KITO ini sudah dilakukan HIPMI Sumsel,” cetus Dodi-Giri. (Yf)