Palembang, Pelita Sumsel – Pilkada Sumsel telah memasuki babak yang paling krusial yakni masa penentuan pasangan calon dan penentuan kendaraan politik. Para kandidat telah melakukan safari politik yang sangat intens dengan menawarkan diri, program dan kekuatan baik elektabilitas, pendanaan maupun jaringan pemenangan kepada para pemegang kebijakan partai. Hal demikian amat wajar mengingat tidak mungkin partai politik akan mengusung orang yang tidak jelas. Semua parpol pasti mau kandidat yang diusungnya menang, karenanya mereka memerhatikan betul soal rekam jejak dan visi kandidat serta kekuatan potensi menangnya. Sederhananya parpol akan memilih pasangan calon yang bakal menang karena punya pemilih, punya dana, punya jaringan, punya kesamaan kepentingan dan mereka yang bisa bekerjasama sepanjang menjalankan pemerintahan.
Para kandidat peserta pilkada Sumsel yang telah berhasil mengerucut atas dasar survei opini publik sudah mulai membangun komunikasi politik untuk menentukan pasangannya. Beberapa telah menunjukkan tanda-tanda akan berpasangan seperti Dodi Reza dengan Giri Kiemas demikian juga Ishak Meki dengan Aswari Riva’i. Sementara Herman Deru dikabarkan masih menimbang beberapa nama yang telah mengerucut menjadi dua kandidat yaitu Mawardi Yahya mantan Bupati Ogan Ilir dan Irwansyah, walikota Pangkal Pinang.
Saat dikonfirmasi oleh redaksi, Herman Deru menyatakan akan menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada koalisi partai politik yang akan mengusungnya namun dirinya menghendaki calon wakilnya itu adalah tokoh yang memiliki chemistry dengannya, yang bisa bekerja sama dan bisa bekerja bersama serta terutama mau berjuang memenangkan pilkada.
“Kita welcome semua, etika politiknya penentuan calon wakil harus dibicarakan dengan parpol pengusung. Tentu sekarang yang dicari adalah tokoh yang bisa memberi kontribusi politik yaitu kemenangan dalam pilkada,” ujarnya.
Aktivis Forum Pemerhati Pilkada Sumsel, Agusta Surya Buana menilai Herman Deru lebih pas berpasangan dengan Mawardi Yahya. Nama itu tak asing bagi masyarakat Sumsel. Menurutnya Irwansyah berasal dari provinsi jiran, walikota Pangkal Pinang itu dipandang tak terlalu pas memimpin mendampingi Deru memimpin Sumsel. Jargon Bersatu Sumsel Maju yang diusung Deru tak akan bunyi kalau wakilnya justru tokoh pemimpin dari provinsi lain.
“Jika pilihannya tinggal dua tokoh itu, tentu yang lebih realistis adalah berpasangan dengan Mawardi Yahya,” ujarnya.
Agusta menambahkan, Mawardi Yahya akan lebih diterima pemilih Sumsel selain karena berpengalaman menjadi memimpin OI. Ia juga punya daya dukung lain dimana saudaranya masih menjabat Walikota Prabumulih. Menurutnya Mawardi adalah politisi berpengalaman. Ia menjabat Ketua DPRD OKI Periode 1999 -2004 kemudian menjadi Ketua DPRD Kabupaten Ogan Ilir tahun 2004.
“Setahun menjabat Ketua DPRD, ia ikut dalam Pemilihan Kepala Daerah yang di pilih secara langsung oleh rakyat dan dilantik tanggal 22 Agustus 2005 menjadi bupati pertama Kabupaten Ogan Ilir hingga 7 Agustus 2015. Jadi memang lebih realistis kalau Deru berpasangan dengan tokoh ini,” ujarnya. (ril/wwn)