Palembang, Pelita Sumsel – Untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan melonjak tinggi menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Pemerintah Provinsi Sumsel, Bank Indonesia, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Instansi lainnya menggelar rapat koordinasi wilayah dan Capacity Building atau High Level Meeting TPID Provinsi Sumsel di Hotel Novotel Palembang, Jumat (19/5).
Menurutnya, Pelaksana tugas (Plt) Sekda Provinsi Sumsel dan juga selaku Ketua TPID Provinsi Sumsel, Joko Imam Sentosa, keterjangkauan harga bagi masyarakat merupakan hal terpenting dalam ekonomi suatu wilayah. Untuk mencapai harga maka dibutuhkan upaya untuk menjaga inflasi Sumsel agar rendah dan stabil.
Oleh karena itu, katanya, perlu adanya peningkatan produktivitas pertanian yang didukung infrastruktur pertanian yang baik, kemudian dibutuhkan ketersedian infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi dan tata niaga perdagangan pangan di daerah pun masih perlu perbaikan, mengingat tidak tersedianya informasi terkait jalur distribusi dan komoditas pangan disetiap Kabupaten/Kota.
Dia menilai, harga bahan pangan di bulan Ramadhan kerap meningkat dibandingkan bulan-bulan lainya. “Untuk itu, TPID perlu melakukan identifikasi penyebab kenaikan harga tersebut. Lebih lagi, TPID juga perlu melakukan upaya agar tidak terjadi kenaikan harga dari sisi penawaran maupun permintaan,”katanya.
Joko mengharapkan, pertemuan kali ini dapat disampaikan kegiatan-kegiatan TPID yang sudah dilakukan maupun permasalahan yang terjadi di lapangan maupun di daerah Kabupaten/Kota. Sehingga menghasilkan solusi untuk mencapai keterjangkauan harga komoditas pangan untuk diterapkan dalam kegiatan-kegiatan TPID di tahun 2017 menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Rudi Khairudin mengatakan, menjaga stabilitas harga merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan segenap komponen masyarakat. “Oleh karena itu, diperlukan penguatan koordinasi terutama menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang historis mengalami tekanan inflasi dibandingkan dengan periode lainnya.
Salah satu upaya yang dilakukan, katanya mengantisipasi kenaikan harga yang terjadi karena meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramdhan dan Idul Fitri sebagaiman yang dilakukan pada Rakor kali ini. “Secara historis inflasi menjelang empat tahun terakhir tercatat sebesar 1,06 persen(mtm). Adapun komoditas yang rutin menyumbang inflasi di periode tersebut adalah daging ayam, bawang merah, angkutan udara dan dalam kota serta cabai merah,”ujarnya.
Disamping itu, beberapa kegiatan yang sudah dilakukan dalam mengantisipasi kenaikan harga selama Ramadhan di 2016 adalah inpeksi mendadak (sidak) pasar, pasar murah, operasi pasar, penayangan iklan layanan masyarakat dan talkshow himbauan kepada masyarakat untuk berbelanja bijak.
“Kedepan kami berharap agar koordinasi yang telah berjalan dengan baik ini dapat terus kita tingkatkan,”pungkasnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan Launching Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) dan Early Warning System (EWS) oleh Plt. Sekda Provinsi Sumsel, Joko Imam Sentosa bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Rudi Khairudin dengan penekanan tombol sirine (ril)