Kanwil: Majelis Taklim Ruang Edukasi Masyarakat Terkait Moderasi Beragama

waktu baca 2 menit
Senin, 9 Des 2024 19:59 0 22 Redaktur Romadon

 

Palembang, Pelita Sumsel – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan H. Syafitri Irwan menilai Majelis Taklim dapat menjadi ruang edukasi masyarakat terkait moderasi beragama. Hal itu diungkapkan Syafitri saat membuka Diseminasi Lembaga Keagamaan (Kelompok Kerja Majelis Taklim) Provinsi Sumsel bertajuk Moderasi Beragama Dalam Merawat Kerukunan Umat Beragama di Aula Kanwil Kemenag Sumsel, Senin (09/12/2024).

Kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI ini diikuti Pokja Penyuluh dan Kelompok Majelis Taklim Provinsi Sumsel.

Syafitri mengaku senang dengan kegiatan diseminasi yang dapat menambah wawasan, pengalaman untuk majelis taklim. Dia berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi pada penyuluh serta anggota majelis taklim agar dapat memahami persoalan moderasi beragama.

“Alhamdulillah masyarakat Sumsel ini hidup dengan rukun dan damai, moderat, memiliki adat istiadat yang begitu tinggi, memiliki sikap toleran. Apabila ada konflik dapat diselesaikan secara adat,” jelas Syafitri.

Dikatakan Syafitri, Sumsel merupakan provinsi multi etnis dan agama. Namun dari keberagaman tersebut, masyakat Sumsel hidup berdampingan. Salah satunya adalah karena adanya kearifan lokal yang dianut masyarakatnya.

“Seperti ungkapan Wong Kito Galo (orang kita semua-red). Ini menurut saya merupakan ekspresi sikap toleran Masyarakat Palembang, yang menerima pendatang, siapapun yang berkunjung adalah bagian dari Wong Kito Galo. Hal inilah yang membuat masyarakat Palembang dan Sumsel mampu beradaptasi dengan suku dan etnis manapun,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Kasubdit Kemitraan Umat Ditjen Bimas Islam Kemenag RI Ali Sibromalisi mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian gagasan untuk memberdayakaan majelis taklim. Hal ini sebagai bentuk perhatian terhadap majelis taklim dan upaya memberdayakan majelis taklim sebagai media menyampaikan kebijakan pembangunan dengan bahasa agama. Dia juga menyampaikan bahwa Sumsel memiliki jejak moderasi, di mana masyarakatnya moderat, bisa menghargai perbedaan, dan hidup berdampingan bersama dengan rukun.

LAINNYA