Solidaritas, Wartawan Demo Ke Polda Sumsel

waktu baca 3 menit
Selasa, 29 Agu 2017 18:07 0 180 Redaktur Pelita Sumsel

Palembang, Pelita Sumsel – Penghinaan wartawan dilakukan Kapolresta Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan turut menyulut wartawan di Kota Palembang dengan menggelar demo ke Mapolda Sumsel Selasa, (29/8) siang.

Aksi solidaritas wartawan notabene para pemburu berita kriminal meradang. Alhasil aksi solidaritas dengan didukung wartawan dari berbagai deks liputan hingga ke organisasi profesi turut hadir. “Jurnalis adalah pekerjaan terpuji karna itu kami memilih profesi ini. Bahkan kita adalah mitra polisi untuk bersama-sama menjaga kestabilan dan ketenangan masyarakat,”kata Tim Advokasi AJI Palembang Muhammad Moeslim saat ditemui dilokasi.

Dilanjutkan bahkan sebelum aksi digelar teman-teman media pun sempat merilis berita tangkapan pelaku pembunuhan Edwar Limba driver taksi online. Disebutnya adalah kasus heboh di Palembang sempat membuat masyarakat terganggu. “Tentunya teman-teman memberikan ketenangan kepada masyarakat disana kondisi sudah aman. Dan pastinya kepercayaan publik kepada Polri tetap kuat karena beragam prestasi ungkap kasus kita selalu update informasikan. Tetapi profesi muliah itu dihina pastinya kami dari AJI menyayangkan dan mengecamnya,”pungkasnya.

Koordinator Lapangan Jian Pier Papin mengatakan aksi solidaritas yang dilakukan para awak media yang ada dikota Palembang hari ini adalah bentuk solidaritas sesama rekan satu profesi.

“Untuk itu kami menuntut bapak Kapolri agar memberikan sanksi kepada Kapolres Way Kanan karena telah melecehkan dan menghina profesi wartawan dengan menyamakan profesi wartawan sebagai kotoran hewan,”katanya ditemui disela-sela aksi.

Lebih lanjut disampaikannya, media merupakan mitra dari semua kalangan termasuk Polri jadi media tugas sangat mulia tidak pantas untuk dihina apalagi dilecehkan.

“Kami juga berharap kejadian serupa tidak lagi terulang dimana pun apalagi penghinaan tersebut dilakukan oleh seorang Kapolres,”bebernya.

Penghinaan ini terjadi saat kegiatan penertiban aksi antara massa pro dan kontra angkutan batu bara di Kampung Negeri Baru, Kecamatan Blambangan Umbu, Minggu 27 Agustus 2017. Dari rekaman yang beredar di awak media, Budi mendiskreditkan media cetak.

Dia menyebut, di era sekarang masyarakat lebih suka membuka situs media online ketimbang membaca media cetak. Apa lagi, media cetak di daerah.

“Kalau gua tuh udah enggak butuh sama wartawan jujur saja, yang baca koran hari ini itu siapa? Apalagi koran lu Lampung kelas cacingan gitu. Orang baca itu detik. Follower lu berapa? Lu mau tulis gua kaya apa pun silakan. Buktinya gua ditulis kayak gitu juga tidak ada yang lihat gua,” kata Budi dalam rekaman tersebut.

Tak sampai di situ, Budi menyatakan tidak membutuhkan publikasi media. Bahkan, dia menyatakan saat ini masyarakat lebih doyan menonton televisi yang menyajikan film layar lebar termasuk porno.

“Lu bangun tidur bacanya apa? WA (Whatsapp) kan? Mana ada yang baca koran lagi sekarang, sudah tutup semua kok koran itu. Nonton tv (televisi) juga banyak yang nonton tv. Orang pada nonton HBO, nonton bokep. Ngapain nonton berita?,” ujarnya.

Terakhir, dalam video itu terdengar Budi menantang wartawan yang berada di lokasi untuk menyebarluaskan pernyataannya kepada seluruh wartawan. “Kasih tahu wartawan yang lain. Mau serang, serang gua lah, gua tunggu benar di sini,” ucap dia.(yf)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA