Cegah SARA dan Terorisme Sejak Dini

waktu baca 3 menit
Kamis, 3 Agu 2017 22:36 0 149 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar rapat koordinasi Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) se-Sumsel dalam rangka penanganan konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) dan penanganan terorisme di Sumsel, dibuka langsung Gubernur Sumsel Alex Noerdin di Griya Agung Palembang, Kamis (3/8).

Rakor ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI, Komjen Pol. Suhardi Alius dan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri RI, Mayjen Soedarmo.

Hadir dalam pembukaan rapat koordinasi, Kapolda Sumsel, Agung Budi Maryoto, Kasdam II Sriwijaya, Brigjen TNI Marga   Taufiq, Bupati/Walikota se-Sumsel, diantaranya nampak hadir Bupati Muba, Bupati Muara Enim, serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumsel, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Pembauran Kebangsaan Sumsel, Ormas, Organisasi Pemuda, Tokoh agama, Tokoh Masyarakat dan lainnya.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin dalam kesempatan ini menyampaikan maksud dan tujuan rapat koordinasi yakni untuk mewaspadai sejak dini serta mencegah terjadinya konflik SARA dan penanganan terorisme diwilayah Sumsel.

Menurut Alex, seperti halnya pencegahan bahaya radikalisme dan terorisme diwujudkan melalui kemitraan, baik antara BNPT dengan FKUB, organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan, pelajar, dan mahasiswa  agar terciptanya ketentraman dan ketertiban dimasyarakat.

“Maksud dan tujuan pertemuan ini adalah mewaspadai sejak dini munculnya SARA dan terorisme. Selain mewujudkan dan meningkatkan koordinasi antara aparatur pemerintah, serta persiapan reaksi dini, apalagi kedepan bakal ada beberapa agenda besar di Sumsel seperti pilkada serentak dan Asian Games 2018,” ungkapnya.

Lanjut Alex Noerdin, upaya penanggulangan konflik SARA dan penanggulangan terorisme harus diwaspadai sejak dini sehingga setiap individu harus waspada. Walaupun, sampai saat ini belum pernah terjadi konflik sosial bernuansa SARA ataupun radikalisme serta terorisme di Sumsel.

“Kita semua beruntung bisa mendapatkan informasi langsung dari tangan pertama, karna belum tentu daerah lain bisa menghadirkan semua narasumber seperti rapat koordinasi ini. Jadi, saya instruksikan FKUB Provinsi Sumsel turun langsung ke masyarakat guna mengantisipasi berkembangnya SARA. Saya juga mengajak seluruh ulama dan Kiai di Sumsel agar memberikan ajaran yang benar, untuk menghindari berkembangnya  ancama radikalisme dan terorisme di Sumsel,” harapnya.

Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI, Komjen Pol. Suhardi Alius dalam kesempatan ini memaparkan terkait bagaimana menghadapi radikalisme dan terorisme di Sumsel. Menurutnya, perlu dilakukan kewaspadaan semua daerah di Indonesia termasuk Sumsel karena ancaman ini sangat beragam melalui berbagai mudus.

“Seperti saya sampaikan ada sekitar 6 orang mantan narapidana teroris disekitar Sumsel, begitu juga di Lapas juga ada. Artinya ini semua sangat dinamis sehingga perlu diantisipasi dan yang terpenting mencegah paham radikal yang akan menjurus pada terorisme agar kita cegah bersama,” pungkasnya.(ril/yf)

LAINNYA