Palembang, Pelita Sumsel – Kemacetan yang sangat parah akibat pembangunan Light Rail Transit (LRT) menuai banyak protes dari pengguna lalu lintas, terlebih saat bulan Ramadan ini, betapa tidak pembangunan LRT sepanjang 22,9 meter ini membuat kemacetan khususnya di tujuh titik jalan di Palembang.
Protes negatif juga dampak dari pembangunan LRT ini yang saat menjelang Magrib pekerja LRT seringkali mengoperasionalkan alat berat ke median jalan dan menyebabkan jalanan macet.
Anggota DPD RI asal Sumsel, Hendri Zainuddin mendesak supaya selama bulan Ramadan ini pekerja LRT bisa setop sejenak bekerja ketika menjelang adzan Magrib.
“Ya, minimal setop bekerja 1 jam sebelum adzan Magrib dan tidak mengoperasionalkan alat berat ke median jalan saat mau Magrib,” tegas Mantan Manajer Sriwijaya FC, Selasa (13/6).
Hendri meminta, kepada setiap penanggung jawab LRT di setiap zona untuk menginstruksikan kepada setiap pekerja LRT untuk istirahat bekerja saat jelang adzan Magrib. “Setidaknya tidak menghambat lalu lintas saat mau Magrib dan tidak macet,” katanya.
Terpisah, Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel, Sudirman mengatakan, pembangunan LRT memamng LRT memberikan dampak kepada kemacetan pasalnya pembangunan ini mengurangi kapasitas jalan sebab alat berat dan material berda di sepanjang LRT.
Lanjutnya, kondisi tersebut terus dikoordinasikan dengan menempatkan petugas dari instansi terkait dibeberapa ruas jalan, terutama pada jam sibuk guna mengurai kemacetan. Berdasarkan pantauan di lapangan, dampak dari pembangunan LRT tersebut menyebabkan kemacetan yang parah di tujuh titik, diantaranya Simpang Empat Bandara TAA, Demang Lebar Daun, Bundaran Air Mancur, Jalan Angkatan 45, Simpang Empat Charitas, Bundaran Pasar Cinde, dan Pasar KM 5.
Selain LRT, kemacetan terjadi pada titik u-turn (perputaran) lantaran titik u-turn tersebut menghambat alur lalu lintas. “Lalu lintas yang ideal itu tanpa hambatan termasuk juga u-turn,” pungkasnya. (Yf)