Cardiff,Pelita Sumsel – Performa luar biasa sedari fase grup tak cukup untuk Juventus dan Gianluigi Buffon menjuarai Liga Champions. Di final, Real Madrid menghancurkan impian tersebut.
Sebelum laga final di Millenium Stadium, Cardiff, Minggu (4/6/2017) dinihari WIB, Juve dielu-elukan oleh fans sendiri serta penonton netral, karena performa oke mereka selama turnamen ini.
Hanya kebobolan tiga gol, tidak pernah kalah, dan sempat menghancurkan Barcelona di perempatfinal, jadi alasan mengapa Juve dianggap bisa mengalahkan Madrid untuk mengakhiri puasa gelarnya di turnamen ini.
Bukan tanpa alasan mengingat Juve adalah tim yang paling sering gagal di final Piala/Liga Champions sejak pertama kali turnamen ini dimulai. Ada enam kegagalan dari delapan kali melaju ke final.
Belum lagi publik sepakbola dunia ingin melihat kapten sekaligus kiper Juve, Buffon, mengangkat trofi Liga Champions pertamanya sebelum nantinya pensiun. Gelar itu bakal melengkapi prestasi Buffon selama kariernya di lapangan hijau.
Tapi apa daya, kenyataan jauh dari impian, ketika Juve harus tertunduk lesu di akhir pertandingan karena takluk dengan skor mencolok 1-4. Performa apik sepanjang babak pertama sirna tanpa bekas di babak kedua.
Bahkan ketika Madrid memimpin 3-1, Juve sama sekali tidak bikin attempts satupun dan hanya mendapat 35 persen penguasaan bola.
Padahal di babak pertama, Juve mampu merepotkan Madrid dan bahkan menciptakan peluang lebih banyak. Meski kebobolan duluan lewat gol Cristiano Ronaldo, Juve membalas lewat gol cantik dari sepakan akrobatik Mario Mandzukic.
“Benar-benar mengecewakan, karena kami kira kami sudah mempersiapkan segalanya dengan baik dan akhirnya bisa jadi juara,” ujar Buffon kepada Mediaset Premium.
“Kami tampil bagus di babak pertama, di mana kami sangat merepotkan Real Madrid, dan benar-benar mengejutkan ketika segalanya tidak berjalan sesuai rencana. Itu mengecewakan. Sayangnya memang untuk menjuarai kompetisi ini, Anda harus lebih kuat dari biasanya,” sambungnya.
“Saya rasa kami tampil hebat di babak pertama, tidak memberikan ruang untuk Madrid, dan kami begitu semangat. Mungkin kami terlalu banyak berlari dan tidak memanfaatkan segala keuntungan di lapangan. Sangat mengecewakan.”
“D babak kedua, mereka memperlihatkan kelas, kekuatan, dan cara untuk memenangi laga seperti ini. Mereka pantas menang.”
“Wajar ada sedikit kekecewaan, karena tiba-tiba saja apa yang kami lakukan semuanya salah,” tutup Buffon yang untuk ketiga kalinya harus puas jadi runner-up Liga Champions.(net)