Palembang, Pelita Sumsel-Bermula di tahun 2015 dengan melihat kerusakan hutan akibat terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berkomitmen melaksanakan restorasi lanskap hutan dan telah diperkuat dengan rangkaian pelaksanaan kegiatan the 1st Asia Bonn Challenge High Level Meeting.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengungkapkan, merestorasi ribuan hektar hutan yang terbakar memerlukan waktu bertahun-tahun dan tidak akan mampu dilaksanakan hanya dengan kemampuan sendiri. Untuk itu memerlukan dukungan berbagai pihak, salah satunya melalui kegiatan Bonn Challenge.
Menurut Alex, Sumsel bertekat tidak boleh terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan dan berupaya bagaimana merestorasi kembali hingga mengembalikan fungsi hutan yang telah terbakar. Peluang restorasi sangat besar di Sumsel, melalui Bonn Challenge bukan bantuan berupa dana yang di salurkan melainkan upaya merestorasi hutan dan lahan.
“Langkah kongkrit yang sudah kita lakukan dalam upaya restorasi hutan dan lahan diantaranya sudah menemukan metode dan jenis tanaman yang cocok. Restorasi bukan hal yang mudah, kita senang mendapat dukungan banyak pihak baik pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten dan kota di Sumsel,” terangnya.
Hal ini diungkapkan Gubernur Sumsel Alex Noerdin pada pembukaan the 1st Asia Bonn Challenge High Level Meeting dihadapan para delegasi dari 28 negara peserta, di Griya Agung Palembang, Rabu (10/5).
Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, Pemerintah Sumsel secara aktif terlibat dan tidak terpisahkan dari inisiatif global untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan berupaya keras menetapkan pendekatan yurisdiksi terhadap pertumbuhan ekonomi hijau untuk mendukung pelaksanaan Komitmen Nationally Determined Contributions (NDC) dan Persetujuan Paris mengenai perubahan iklim.
“Seiring berjalannya waktu, Sumsel memprakarsai Kemitraan Pemerintah- Masyarakat-Swasta (P4) untuk Pengembangan Pertumbuhan Hijau dan Pengelolaan lansekap berkelanjutan sebagai strategi mengelola lanskap Sumatera Selatan,” ujarnya.
Lanjut Alex, Keberlanjutan lanskap Sumsel membutuhkan komitmen jangka panjang. Oleh karena itu pendekatan lanskap untuk keberlanjutan merupakan suatu keharusan bagi Sumsel untuk mencapai visi pertumbuhan hijau. Salah satu prasyarat untuk komitmen jangka panjang adalah adanya Sustainable Funding.
Pemerintah Sumsel mengusulkan mendirikan lembaga pendanaan berkelanjutan dimana dana tersebut akan digunakan untuk mendukung rencana pembangunan strategis provinsi terkait dengan: Mata pencaharian dan Kesejahteraan rakyat, perubahan iklim (mitigasi, adaptasi / ketahanan dan energi terbarukan), pengelolaan lansekap berkelanjutan, jasa lingkungan, perlindungan keanekaragaman hayati dan konservasi ekosistem.
“Kita berharap Bonn Challenge menjadi suatu potensi untuk memulai networking, membangun kolaborasi, dan mengembangkan kesempatan untuk mendukung komitmen Sumsel dalam mencapai pertumbuhan hijau” harapnya.
Dikesempatan yang sama Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Hadi Daryanto juga menegaskan bahwa program pembangunan nasional dengan konservasi dan restorasi bentang alam tidak bisa hanya dilakukan satu pihak, melainkan harus melibatkan multipihak termasuk pelaku usaha dan masyarakat.
Menurutnya, upaya konsevasi dan restorasi bentang alam di Indonesia juga dituangkan dalam dokumen NDC (kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca) terkait dengan persetujuan Paris.
“Sepertihalnya restorasi membutuhkan waktu yang cukup lama yakni memulihkan kembali kondisi alam berikut isinya yakni flora dan fauna, pemerintah pusat akan mendukung penuh dan menfasilitasi untuk semua ini,” terangnya.
Sementara, pada rangkaian Bonn Challenge di Sumsel, Gubernur Alex Noerdin bersama seluruh delegasi juga melakukan kegiatan restorasi atau penanaman kembali lahan gambut seluas 20 hektar di Desa Sepucuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Selasa 9 Mei 2017.
Lokasi restorasi merupakan lahan gambut yang terbakar beberapa tahun lalu hingga menyebabkan musnahnya berbagai jenis tanaman di area tersebut. Sekitar 100 bibit pohon berbagai jenis ditanam pada kegiatan ini, mulai dari jenis pohon ramin, jelutung, punak, perupuk serta pulai rawah.
Selain itu, juga di gelar pameran Bonn Challenge di halaman Griya Agung Palembang, Senin 8 Mei 2017, dibuka langsung Gubernur Sumsel Alex Noerdin bersama Direktur Usaha Jasa Lingkungan dan Hasil Hutan Bukan Kayu Hutan Produksi, Kementerian LHK RI, Djohan Utama Perbatasari.
Pameran di ikuti sejumlah stand dari perusahaan swasta, instansi pemerintah, dunia usaha, asosiasi, BUMN serta perwakilan dari IUCN (International Union for Conservation of Nature).(ril/yf)