Narasumber KIIS, Mukhlisuddin Paparkan Inovasi Kemenag Sumsel di Era Industri 4.0

waktu baca 3 menit
Rabu, 30 Sep 2020 13:22 0 166 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel – Kakanwil Kemenag Sumsel Dr Drs H Mukhlisuddin SH MA menjadi salah satu narasumber pada tayangan virtual Program Kreatif Inovatif Inspiratif Solutif (KIIS) Seri Kedua, Rabu (30/9). Pada kesempatan tersebut, Mukhlisuddin memaparkan Inovasi ASN di Era Industri 4.0.  

Menurut Mukhlisuddin, teknologi informasi merupakan indikator kebangkitan Revolusi Industri ke-4. Hal itu ditandai pemanfaatan teknologi informasi secara masif oleh masyarakat. 

“Pada organisasi publik atau pemerintah, ditandai dengan mulai digunakannya berkas elektronik untuk proses kenaikan pangkat reguler dengan menggunakan istilah lesspaper (sedikit kertas) dan akan terus menjadi paperless (tanpa kertas),” tutur Mukhlisuddin. 

Dia menambahkan, revolusi Industri 4.0 telah mengubah cara kerja manusia menjadi otomatisasi atau digitalisasi melalui inovasi-inovasi. Otomatisasi akan menghilangkan banyak pekerjaan, suatu dampak yang hendaknya menjadi renungan bersama. 

“Sekarang kita masuk zaman baru. Zaman ini tentang kecepatan. Jika tak mampu mengikuti revolusi 4.0, pemerintah akan kehilangan relevansinya,” tegas Mukhlisuddin. 

Ia menambahkan, ASN sebagai pelayan publik dituntut untuk bekerja lebih maksimal agar dapat lebih menjawab ekspektasi masyarakat. Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara ASN berfikir atau mind set, cara ASN dalam menyikapi kemajuan zaman, dan cara ASN berinteraksi satu sama lain. 

“Dari sisi perubahan pola fikir, ASN tidak lagi berfikir rutinitas melainkan berfikir out of the box, bila perlu berfikir out of the side box. ASN tidak boleh lagi bermental dilayani, namun harus memiliki mental melayani. Wawasan dan pengetahuan juga harus global, tidak berada dalam fikiran yang sempit serta alergi terhadap pendapat orang lain. Keahlian perlu ditingkatkan dan sikap mental perlu diubah. Begitu juga pengetahuan tentang kompetensi pemerintahan harus diperdalam,” beber Mukhlisuddin. 

Menurutnya, Kemenag Sumsel sendiri saat ini terus melakukan inovasi-inovasi dalam layanan publik. Salah satunya adalah dengan memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat berbasis online. Berbagai aplikasi layanan berbasis web dan smartphone juga dikembankan oleh Kanwil Kemenag Sumsel. Teranyar adalah layanan PTSP (pelayanan terpadu satu pintu) melalui WA dan telegram. 

“Bila masyarakat membutuhkan informasi dan syarat layanan yang dibutuhkan, cukup melalui WA/telegram akan dijawab otomatis, sehingga memudahkan dalam menerima layanan,” tuntas Mukhlisuddin. 

Sekadar informasi, program Kreatif Inovatif Inspiratif Solutif (KIIS) merupakan dialog virtual yang digagas Inspektorat Jenderal Kemenag RI bekerjasama dengan Biro HDI Setjen, Humas Unit Eselon I Pusat, Humas Kanwil, Humas PTKIN, dan Kepala PTKN se-Indonesia. Khusus seri kedua hari ini, diikuti sekitar 200 peserta terdiri dari Kakankemenag Kabupaten/Kota se-Sumsel, para Kepala KUA se-Sumsel, para Kepala Madrasah Negeri se-Sumsel, PTKIN se-Indonesia, serta Kasubbag Humas Kanwil Kemenag dan PTKIN se-Indonesia. Selain Kakanwil Kemenag Sumsel, turut menjadi narasumber adalah Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof Dr Nyayu Khadijah SAg MSi. Adapun keynote speaker Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenag RI Drs. H Muhammad Thambrin MPd.

Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenag RI Muhammad Thambrin menuturkan, program ini merupakan wadah ikhtiar bersama meningkatkan kapasitas dan kapabilitas humas pada satuan kerja. “Program ini rutin dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 10.00 sampai 11.30 WIB, Live di kanal youtube Itjen, Kanwil, dan PTKIN. Nantinya artikel-artikel yang dibuat narasumber akan kita kumpulkan sebagai kado HAB Kemenag yang Ke-35,” tutur Thambrin. 

Dia menambahkan, media sosial yang terus berkembang dengan segala sisi positif dan negatifnya bukan untuk dihindari melainkan harus dikelola. Dan itu menjadi tugas humas. “Peran humas adalah menjaga citra dan reputasi lembaga. Citra positif lembaga akan menunjang kerja di mana dukungan publik akan mengalir dengan sendirinya. Dukungan publik mutlak diperlukan demi kelangsungan sebuah lembaga. Bila informasi yang keluar positif, citra dan reputasi lembaga juga positif. Sangatlah penting untuk membangun pesan-pesan dan citra positif bagi Kemenag,” jelas Thambrin. (jea/rls)

LAINNYA