Optimalisasi Lahan Solusi Nyata Peningkatan Produksi Petani di Banyuasin Sumsel

waktu baca 4 menit
Senin, 20 Apr 2020 15:50 0 215 Admin Pelita

Banyuasin, Pelita Sumsel – Ditengah wabah corona yang melanda negeri ini, Alhamdulillah para petani di Provinsi Sumatera Selatan masih tetap melaksanakan kegiatan rutin bersawah guna menambah luas tambah tanam untuk masa tanam April September tahun ini setelah berhasil mencapai target luas tambah panen di awal bulan April ini. Sepertinya corona tidak menyurutkan niat mulia Bapak Ibu petani di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera Selatan yang tetap dengan setia melaksanakan tugasnya bertanam padi guna memenuhi kebutuhan pangan negeri ini.

Kegiatan SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) yang mulai dilaksanakan di tahun 2019 melalui pembangunan infrastruktur menggunakan anggaran dari Direktorat Jenderal PSP Kementerian Pertanian Republik Indonesia sudah berhasil menyulap lahan – lahan tidur, lahan – lahan yang tidak produktif menjadi lahan – lahan sawah baru yang sangat produktif.

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat  melalui anggaran Kementerian Pertanian RI untuk melaksanakan Program SERASI tahun 2019 seluas 200.000 Ha yang terbagi ke beberapa wilayah Kabupaten yaitu Banyuasin, MUBA, OKI, Ogan Ilir, OKU Timur, Muratara, PALI, OKU dan Muara Enim.  Kabupaten Banyuasin sendiri memperoleh target seluas 82.559 Ha dan merupakan luasan terbesar untuk kegiatan SERASI ini mengingat hampir sebagian besar lahan rawa di Provinsi Sumatera Selatan berada di Kabupaten Banyuasin.

Dari Program Opla (Optimalisasi Lahan) dalam mendukung kegiatan SERASI yang pembangunan Infrastrukturnya telah di alokasikan oleh Dirjen PSP Kementan TA 2019 yang lalu, kini petani Banyuasin mulai merasakan manfaatnya.  Dalam kondisi ditengah merebaknya wabah Covid-19, petani – petani di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya di daerah Banyuasin tetap melakukan panen raya yang langsung dilanjutkan dengan pengolahan  lahan untuk tanam IP200 sesegera mungkin dengan harapan besar dapat melanjutkan tanam IP300  dengan komoditi Palawija.

Tumbuhnya semangat dan tekad kuat petani kita seperti ini tidak lain karena mereka telah merasakan begitu besar manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program optimasi lahan melalui berbagai bentuk kegiatan dilapangan, antara lain : perbaikan infrastruktur jaringan irigasi tersier, perbaikan pintu – pintu air, tanggul tanggul dan Jalan Usaha Tani (JUT), termasuk pengadaan mesin pompa air hingga pengolahan lahan.  Semua kegiatan itu alhamdulillah dapat terlaksana secara optimal bahkan dapat dimaksimalkan.

Dengan optimalisasi lahan melalui berbagai kegiatan pembangunan Infrastruktur  oleh Kementan ini juga, petani telah berhasil memperoleh hasil panen tinggi yang dapat dilihat melalui peningkatan provitas.  Kegiatan ini juga mendorong peningkatan Indeks Pertanaman dari sebelumnya hanya satu kali tanam (IP100) menjadi dua kali tanam (IP200) bahkan ada yang sampai tiga kali tanam (IP300).  Hal ini menyebabkan tingkat penghasilan petani ikut meningkat dengan meningkatnya produksi gabah yang dihasilkan maupun penanaman palawija lain seperti jagung untuk masa tanam IP300.

Salah satu petani padi di Desa Saleh Mulya Kecamatan Air Saleh Kabupaten Banyuasin,  Nur Daman dan juga  Ketua Gapoktan, menjelaskan bahwa yang memiliki luas tanam reguler sebesar 886 Ha dengan produksi sebesar 5,2 ton GKP.  melalui pelaksanaan kegiatan SERASI ini, peningkatan provitas mereka cukup tinggi semula hanya 4,9 ton/Ha sekarang rata – rata sudah mencapai 5,9 ton/Ha, dimana saat ini mereka sudah memasuki masa tanam IP200 seluas 467 Ha.  “Diperkirakan akhir bulan Juni mereka akan mulai panen sehingga diharapkan dapat dilanjutkan dengan penanaman IP 300,”ubgkapnya Senin (20/4).

Sedangkan  Yasir ketua Gapoktan di Desa Telang Jaya Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin menyampaikan bahwa  luas tanam padi mereka mencapai 1.089 Ha dengan produksi sebesar 7,3 ton GKP.  Pelaksanaan program Optimalisasi Lahan melalui kegiatan SERASI meningkatkan provitas mereka dari 5,7 ton/Ha menjadi 6,5 ton/Ha.  “Saat ini mereka sudah memasuki musim tanam kedua seluas 1.089 Ha dimana diperkirakan panen IP200 ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020 dan dilanjutkan dengan penanaman jagung untuk musim tanam ketiga,” tuturnya

Sampai hari ini wabah corona masih ditemukan diseluruh pelosok negeri.  Apapun yang terjadi saat ini, kegiatan tanam padi tidak boleh terhenti karna ditangan bapak ibu petani inilah ketergantungan ketersediaan pangan di negeri ini.  Semoga semakin banyak yang bisa dilakukan pemerintah untuk memperbaiki dan membantu serta memberi kekuatan pada seluruh petani di negeri ini melalui dukungan berbagai fasilitas sarana prasarana yang diberikan untuk membantu terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas komoditi pangan di Indonesia. (yfr)

 

 

 

 

LAINNYA