Milad Ke 354 Susuhunan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Imam Diperingati Bersama

waktu baca 3 menit
Rabu, 4 Mar 2020 10:40 0 217 Redaktur Romadon

 

Palembang, Pelita Sumsel – Peringatan Milad Milad Ke 354 Susuhunan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Imam yang merupakan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam Bertempat di Kompleks Pemakaman Cinde Welan (Candi Walang), Selasa (3/3)

Kegiatan ini dilaksanakan bersama Kesultanan Palembang Darussalam dan Ormas Palembang, AMKPD (Angkatan Muda Keluarga Palembang Darussalam), Forum Beroyot Palembang, Forum Silaturahmi Zuriat Buyut Lokan, HZKPD (Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam), IKBMB (Ikatan Keluarga Besar Mangcik Bicik), KKP (Kerukunan Keluarga Palembang), KOPZIPS (Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Sumsel), PW MABMI SUMSEL (Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia Wilayah Sumsel), PERSADA BEGENAH (Persaudaraan Darussalam – Bergerak Karena Allah), PZP (Persatuan Zuriat Palembang), ZBPD (Zuriat Bangsawan Palembang Darussalam), ZURA (Zuriat Raden Akil) dipimpin RHA Roni Azhari .

Hadir Dalam kegiatan Milad ke-354 ini antara lain Sultan Raden Muhammad Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn, Iskandar Mahmud Badaruddin sebagai Ketua Umum Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam (HZKPD), para Ketua Ormas Palembang, Unsur Pemerintah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tamu Undangan Lainnya.

Acara dimulai dengan pembacaan surah yasin dan tahlil oleh Ustadz RM.Hamdani dan Ustadz R.A Faisal lalu pembacaan manaqib Susuhunan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Imam oleh Ustadz Kms Andi Syarifuddin.

Gubernur Sumsel H Herman Deru diwakili Staf Ahli Gubernur bidang politik dan hukum, Dr KH Rosyidin Hasan,M.Pd.I menilai ritus budaya seperti peringatan milad (ulang tahun) pendiri Kesultanan Palembang Darussalam (KPD)
Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Syaidul Imam harus dimaknai secara mendalam.
Dimana, seorang susuhunan atau sunan merupakan orang-orang pilihan yang mendharmabaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan bangsa dan negara di masanya.

“Mendengar dari manaqib almarhum yang dibacakan Ustadz Kms Andi Syarifuddin tadi jasa beliau untuk mewujudkan kemerdekaan Palembang yang berdaulat dari kungkungan penjajah begitu luar biasanya. Diharapkan melalui peringatan semacam ini dapat ditransformasikan dengan melihat tapakan sejarahnya,” kata Rosyidin.

Senada disampaikan Staf Ahli Walikota Palembang bidang sosial kemasyarakatan, Herly Kurniawan yang menyatakan melalui milad ini diharapkan bisa kembali mengenang memori perjuangan dan suri tauladan dari Susuhunan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Imam.
“Meski sudah berabad-abad yang lalu beliau wafat tapi kita selalu merasa begitu dekat dengan sosok beliau. Dan semoga melalui kegiatan ink menjadi perekat khususnya bagi zuriat atau keturunan beliau saat ini,” kata Herly.

Ketua pelaksana milad kali ini, RHA Roni Azhari menyampaikan legitimasi Kesultanan Palembang Darussalam yang diberikan kepada Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Syaidul Imam dari Kekaisaran Otoman Turki pada tahun 1666.

Milad ini merupakan agenda tahunan yang digelar para zuriat dibawah naungan sejumlah organisasi. Dan kali ini turut pula dihadiri perwakilan pemerintah. Acara diakhiri dengan tausyaih dari ulama kharismatik Kota Palembang, Ustadz KH Amak Shahab.

Sejarawan Palembang, Kemas A.R. Panji, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk peringatan ulang tahun berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam ke-354 bila dihitung dari tahun berdirinya KPD yang jatuh pada tanggal 3 Maret 1666.

“Peringatan dan Perayaan Milad KPD ke 354, seperti yang tercatat saat ini pertama kali diawali dan digagas oleh R.M. Syafei Diradja (SMB III Prabu Diradja) yang selalu melaksanakan peringatan Milad dengan Berbagai acara sejak 17 tahun yang lalu (3 Maret 2003) yang diberi tajuk Periode Kebangkitan Kesultanan Palembang Darussalam” jelasnya

Masih menurut Kemas Ari Panji bahwa ada perbedaan penggunaan istilah dalam perayaan “MILAD dan HAUL” Milad biasa digunakan untuk peringatan Hari Ulang Tahun, sedangkan Haul adalah perayaan untuk memperingati hari wafatnya seorang tokoh.

” Jadi menurut hemat saya bahwa peringatan ini sudah tepat dan layak untuk dilaksanakan. Mengenai Siapa yang berhak menyelenggarakan kegiatan milad? Saya menyatakan bahwa seluruh elemen (pemerintah, Organisasi/lembaga, dan masyarakat) sangat di perbolehkan untuk marayakan, baik secara madiri ataupun bersama-sama,” pungkasnya (ril/yfr,)

LAINNYA