Kontingen Palembang Dominasi Perolehan Medali di Porprov 2019

waktu baca 3 menit
Selasa, 26 Nov 2019 15:51 0 170 Admin Pelita

Prabumulih, Pelita Sumsel – Kontingan Palembang untuk cabang olahraga (cabor) taekwondo mendominasi perolehan medali emas pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XII tahun 2019 di Prabumulih. Pada kejuaraan yang diikuti sekitar 234 atlet yang memberebutkan 21 medali emas, 10 medali emas diraih Kontingen Palembang.

Hal itu disampkaian Ketua Pelaksana Cabang Olahraga Taekwondo, Raden Den MPd saat diwawancari via telepon, Selasa (25/11) siang.  Terkait kontribusi peserta, menurut Raden dari 17 kabupaten/kota hanya Kontingen Musi Rawas Utara (Muratara) yang tidak mengirimkan atlet untuk cabor ini, sementara satu-satunya kontingen yang tidak memperoleh medali yaitu kontingen Lahat.

“Untuk kontribusi peserta, hanya Kontingen Muratara yang tidak mengirimkan peserta, jika dari hasil Lahat tidak satu pun meraih medali, sementara Palembang masih mendominasi medali walaupun jika dibandingkan Porprov sebelumnya Palembang meraih 12 emas, tapi tahun ini hanya 10”, ujar Raden.

Dirinya juga membenarkan jika Kontingen Palembang lebih banyak meraih medali salah satu faktor yang menentukan adalah pembinaan atlet-atlet taekwondo banyak dipusatkan di ibukota Provinsi Sumsel. Selain memperebutkan emas, ada juga beberapa pertandingan eksebisi yang digelar. 

“Jadi sangat wajar jika perolehan medali untuk cabor ini didominasi Palembang, karena pembinaan atlet berpusat di sana”, katanya.

Raden juga mengatakan evaluasi secara umum, pelaksanaan yang dijadwalkan berlangsung 4 hari, akhirnya bisa selesai hanya dalam waktu 3 hari. Antusias warga menonton pertandingan taekwondo diakui Raden di hari pertama dan kedua belum begitu terlihat. Barulah di hari ketiga, walaupun tempat pelaksanaan agak jauh dari pusat kota, tetapi banyak penonton yang mulai memadati venue pertandingan.

Di sisi lain, Raden juga memberikan catatan khusus terkait penyelenggaraan Porprov tahun ini. khususnya dari segi anggaran dan ketersediaan sarana penunjang pertandingan.

“Terkait anggaran, Penyelenggaraan Porprov tahun ini anggaran menjadi sangat serius. Saya belum tahu persis kendalanya apa. Penyelenggara idealnya sebagai dapur untuk menyelenggarakan pertandingan, bahkan jelang pertandingan pun justru belum diberikan dana secara utuh. Bahkan penyelenggara harus mencari alternatif dengan menggunakan dana-dana talangan, baik dari kantong pribadi maupun dari pengurus”, paparnya.

“Pelaksanaan Porprov kali ini, Pengurus Besar Taekwondo menggunakan alat PSS elektronik full tercanggih, dan memang benar sempat ada masalah Minggu lalu ada 1 lapangan yang alat sensornya tidak berfungsi, dan harus tertunda pertandingannya, panitia pun langsung segera mengganti alat tersebut’’, tambah Raden.

Raden juga berharap kepada seluruh pemangku kepentingan yang terkait dan juga pemerintah daerah, ke depan Sumatera Selatan khususnya bisa  mempunyai alat tersebut, sehingga tidak menggunakan fasilitas PB lagi.  

Ia juga mengatakan cabang olahrga taekwondo agar bisa lebih berkembang ke depan, menurut Raden harus ada pembinaan sejak dini yang tidak hanya berpusat di Palembang, penyelenggaraan kejuaaraan taekwondo diperbanyak, sarana dan prasarana yang mempunyai standar nasional, ini memerlukan dukungan semua pemangku kepentingan (stake holder).

“Iya, harus ada pembinaan sejak dini yang tidak hanya berpusat di Palembang, penyelenggaraan kejuaaraan taekwondo diperbanyak, sarana dan prasarana yang mempunyai standar nasional, dan dukungan semua  stake holder. Bahkan untuk PON 2020 nanti, Sumatera Selatan meloloskan atlet asal Musi Banyuasin, Wulandari untuk bertanding nanti”, tutup Raden. (jea)

 

LAINNYA