Herman Deru Tinjau Tim Hujan Buatan

waktu baca 3 menit
Sabtu, 19 Okt 2019 13:34 0 159 Redaktur Romadon

 

Palembang, Pelita Sumsel – Di tengah agendanya yang sangat padat Gubernur Sumatear Selatan (Sumsel) H.Herman Deru usai melakukan lawatannya di Kota Lubuk Linggau, Muratara, Musirawas dan Empat Lawang selama dua hari, pada Jumat (18/10) petang langsung bertolak ke Palembang  melalui Badara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Setibanya di landasan udara Bandara Internasional kebanggan wong Sumsel  ini, Herman Deru langsung menuju  pelataran  (apron) pesawat udara yang diberi bertugas  untuk  menebarkan garam di atas  langgit  Sumatera Selatan. Salah satunya  pesawat jenis Herkules yang mampu menganggkut garam  sebanyak 4 ton lebih.

Ketika dibincangi disela-sela kegiatannya meninjau sejumlah pesawat yang dikerahkan untuk melakukan penaburan garam dan melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel tersebut, Herman Deru  menegaskan, upaya pemadaman api Karhutla di Sumsel telah dilakukan dengan maksimal bukan saja lewat jalur darat namun juga mengerahkan sejumlah pesawat udara dan helikopter  yang terus bekerja melakukan Water Bombing  dengan menyiapkan 9 unit helikopter. Bahkan  ditambah 2 unit  helikopter khusus  melakukan patroli  jalur udara.

Herman Deru menegaskan segala upaya telah dilakukan dalam upaya melakukan pemadaman api karhuta di wilayah Sumsel. Mulai dari jalur udara dan darat selama 24 jam non stop. Bahkan menggunakan  teknologi modifikasi cuaca  juga telah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumsel dengan menebar garam dengan bobot 80 Kg   hampir setiap harinya. Diantaranya menggunakan menggunakan pesawat jenis Casa dengan penebaran 800 Kg garam dari jalur udara.

Dan yang baru saja didatangkan jenis herkules yang  ditugaskan untuk menebar garam dengan bobot 4 ton di atas wilayah Sumsel. Dan hasilnya cukup maksimal sejumlah wilayah di Sumsel mulai diguyur hujan mulai dari Kota Palembang, OKU Raya, Empat Lawang, Kota Lubuk Linggau, Musi Rawas dan sejumlah daerah yang selama ini terpapar bencana karhutla.

“Pesawat-peswat ini setiap hari habis bekerja harus dicuci. Karena kalau tidak dicuci korosi,” ucapnya.

Untuk diketahui Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.

Satu persatu pesawat yang ada di depannya didekati Herman Deru, dia juga menjelaskan peruntukan dan bobot angkut masing-masing pesawat  mulai dari yang terkecil kapsitas angkutnya jenis Casa dengan bobot angkut 800 kg, ada lagi pesawat kapasitas angkut 2 ton, 4 ton yakni jenis pesawat Hercules.

“Semua pesawat  hari ini bekerja. Warga Sumsel belakangan ada beberapa titik wilayah yang telah diguyur hujan. Ada yang alami ada juga titik yang hasil modifikasi cuaca. Setiap hari bapak-bapak ini bekerja keras menabur garam ada yang sukses menjadi hujan. Ada yang dibawa angin karena  di dalam awan itu sendiri tidak ada bibit air. Belakangan sudah ada yang mendapatkan bibit air sehingga menjadi air hujan. Seperti kemarin di Palembang menjadi air hujan, di OKI juga ada turun hujan,”  terangnya sembari berharap warga Sumsel dapat mendoakan petugas yang tengah melakukan pemadaman dilokasi karhutla.  (rel humas)

LAINNYA