Palembang, Pelita Sumsel-Proses pengerasan paksa atau proses konsolidasi tanah adalah alternatif yang digunakan untuk percepatan dalam pengerjaan jalan tol Kayu Agung Palembang Betung (Kapal Betung) yang di garap oleh PT.Waskita karya di Sumsel ungkap Kepala Divisi 6 PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Gunadi dikantor waskita jalan kikim II demang lebar daun palembang, kamis (31/5).
Gunadi menjelaskan Proses konsolidasi tersebut diberlakukan untuk tektur tanah rawa, karena jalur yang kita buka ini hampir seluruhnya tanah rawa dan selalu terendam air setiap tahunnya dengan progres yang dicapai sudah 45%.
“Kita selalu memonitoring pergerakan tanah contohnya ketika masa kontruksi, dimana konsolidasi tanah mencapai 90% sisanya 10% boleh berkonsolidasi selama 10 tahun artinya jalan ini masih boleh dimungkinkan mengalami penurunan bersama dengan waktu setahun 1 cm,”ujarnya.
Gunadi menambahkan bahwa metode khusus penanganan tanah lunak yang telah digunakan antara lain vacuum ckn solidation, soil preloading, pile slab dan soil replacement. Untuk membangun jalan tol di kondisi tanah seperti ini memang memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dibandingkan konstruksi jalan tol di tanah yang keras.
Jalan tol Kapal Betung termasuk proyek strategis nasional Trans Sumatera yang akan terhubung dengan ruas dari Bakauheni -Terbanggi Besar. Terbanggi Besar-Pematang Panggang dan Pematang Panggang – Kayu Agung sehingga nantinya waktu tempuh dari Bakauheni ke Betung hanya membutuhkan waktu sepertiga dari waktu tempuh saat ini dengan perkiraan waktu tempuh perkiraan 45 menit. (fly)