Limbah Kayu Kalimuru Bisa Jadi Souviner, Ini Yang Dilakukan Balitbangda Sumsel

waktu baca 4 menit
Senin, 27 Nov 2017 02:13 0 283 Redaktur Pelita Sumsel

Palembang, Pelita Sumsel-Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Balitbangda Provinsi Sumsel), melalui Inkubator Teknologi Minggu (25/11) melakukan launching produk, souvenir dan mainan edukasi anak berbahan baku limbah kayu Kalimuru dan buku panduan praktis bercocok tanam hidroponik, di salah satu pusat perbelanjaan (OPI Mall) Jakabaring. Acara yang dimulai pukul 14.30 WIB ini dihadiri langsung oleh Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumsel, Hj Tartilla Ishak Mekki.

Tartila Ishak dalam kata sambutannya mengatakan bahwa Balitbangda Prov. Sumsel pada tahun ini telah memfasilitasi Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Sumatera Selatan, ada 2 UMKM yang memproduksi produk-produk berupa mainan anak-anak, mainan edukasi anak, dan souvenir Asian Games yang dibuat dari limbah kayu kalimuru.

“Walaupun mengambil kayu kalimuru ini agak jauh dari Lombok, Nusa Tenggara Barat,tapi nanti dengan berjalannya waktu, kita harapkan bisa menggunakan bahan baku yang berasal dari Sumatera Selatan. UMKM ini difasilitasi langsung oleh Inkubator Teknologi Balitbangda Provinsi Sumsel”ucap Tartila.

Inkubator Teknologi merupakan lembaga yang menyediakan pelayanan penumbuhan wirausaha baru dan penguatan akses teknologi kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai mitra usahanya. Pelayanan Inkubator Teknologi pada umumnya hanya menginkubasi calon wirausaha. Tahun ini Balitbangda Provinsi Sumsel, Inkubator Teknologi kerjasama dengan Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) memfasilitasi para pelaku usaha melalui UMKM untuk mengembangkan produk, sumber daya manusia (SDM) dan perizinan.

Manager Inkubator Balitbangda Provinsi Sumsel, Hendrikson, ST, M.Mt. mengatakan, saat ini Kemenristekdikti bekerjasama dengan Inkubator Teknologi Balitbangda Prov. Sumsel memberikan kesempatan bagi para calon wirausaha atau minimal minimal unit-unit usaha baru pada sektor-sektor yang produktif sesuai dengan potensi daerah dan Sumber Daya Manusia yang tersedia.

“Bagi para calon wirausaha silahkan mengirimkan proposal ke Inkukabator Balitbangda, karena proposal bisnis dibuka sampai dengan 28 Desember 2017. Ini merupakan sistem hibah dari Kemenristekdikti, dengan pagu sekitar 200 sampai dengan 400 juta rupiah/proposal. Untuk tahun ini produk harus berbasis teknologi, baik dalam pemanfaatan media teknologi untuk promo dan pemasaran produk, maupun dalam proses produksinya.” kata Hendrikson yang juga merupakan Ketua pelaksana acara.

Sementara itu, salah satu penerima dana hibah tahun ini Owner Cayusa Edu Craft (CV Casuya), Endah Novita Rini, S.TP., M.Si yang juga merupakan staf pengajar (dosen) di Fakultas Pertanian Universitas Sjakhyakirti Palembang mengatakan latar belakang memilih produk berbahan kayu kalimuru, karena di sejak tahun 2012 Universitas Sjakhyakirti Palembang telah melakukan penelitian tentang kayu kalimuru, bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Dari penelitian tersebut, limbah kayu kalimuru ini ternyata bisa diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat. Memilik kayu kalimuru ini karena kayu ini berbahan kuat, tahan rayap, ringan dan mudah dibentuk.

“Tanaman kalimuru ini, tanaman yang baru ditemukan. Memilih bahan kayu kalimuru ini, karena pemanfaatannya belum pernah digunakan. Jadi baru kita yang memanfaatkan tanaman kalimuru ini, bahannya bagus, dan belum pernah ada yang mengolahnya menjadi souvenir. Kayu ini sudah dibawa ke Manila, Filiphinna. Kita sudah ada project di Manilla. Dan sekarang, di Sumsel kita mengembangkan produk-produk untuk limbah kayu kalimuru ini. Jadi limbah kayu kalimuru ini daripada terbuang sia-sia, jadi kita manfaatkan limbah kayu kalimuru itu untuk edukasi. Serbuk kayu tersebut kemudian dihaluskan,dioven dan kemudian diolah”ungkapnya.

Endah juga mengatakan,dalam satu hari, kami bisa memproduksi limbah serbuk ini menjadi sekitar 50 unit boneka casu. Dalam 1 bulan, untuk puzzle bisa terjual sekitar 100-150 unit, sedangkan peminat boneka casu masih sedikit, menurut Endah boneka ini hanya bisa terjual sekitar 30 unit/bulan, padahal harga jualnya cuma sekitar Rp. 35.000/unit. Mungkin karena pengunjung belum paham, manfaat dan nilai edukasi dari boneka ini.

Sementara untuk produk limbah kayu, kami olah menjadi mainan edukasi bagi anak-anak berupa puzzle, wadah pena, gantungan kunci, dan furniture. Sementara saat ini baru beranggotan 5 orang, 1 orang owner, 1 orang bagian keuangan, 1 orang bagian pemasaran (marketing), dan 2 orang di bagian produksi.

“Boneka casu ini tidak hanya dijual bagi para pengunjung OPI Mall,tetapi boneka ini nantinya juga akan dijadikan souvenir untuk event olahraga internasional Asian Games XVI 2018 di Palembang. Boneka casu yang akan dijual ini ada tiga jenis, yakni boneka badak, boneka burung dan boneka rusa. Boneka ini juga selain bisa dikoleksi, juga mengandung edukasi karena mengandung pupuk dan tanaman. Tinggal dituang, disiram nanti tumbuh” tambah Endah.

Untuk pemanfaatan teknologi, Endah mengakui untuk promosi timnya baru mengandalkan laman online di http://casuyaeducraft.com/ untuk mempromosikan produk-produk mereka. Ke depan, akan menggunakan sosial media seperti facebook dan instagram (yf)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA