Palembang, Pelita Sumsel – Jelang Pemilu Serentak 2024 mendatang, beberapa partai politik mulai melakukan konsolidasi. Mesin partai mulai dipanaskan menyongsong perhelatan politik akbar tersebut. Demikian pula yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Palembang.
Dua bulan terakhir, Partai berjuluk Moncong Putih ini sudah mulai “memanaskan” mesin politiknya dengan menggelar Roadshow secara maraton di 18 Kecamatan Kota Palembang. Kunjungan di Kecamatan Jakabaring, Ahad (27/03) menjadi lokasi penutup dari agenda tersebut.
Yulian Gunhar, Ketua DPC PDIP Kota Palembang mengungkapkan jika hal itu ditujukan untuk membangun soliditas internal partai. Baginya, kader dan fungsionaris yang kuat serta struktural yang solid akan menjadi kunci kemenangan.
“Di setiap lokasi, saya selalu menyampaikan kepada seluruh PAC, Ranting hingga Anak Ranting, jika mereka adalah ujung tombak secara kelembagaan. Tulang punggung partai yang harus siap menjalankan tugas-tugas partai,” ucap Gunhar, yang juga Anggota DPR RI Komisi VII tersebut.
Pesan Ibu Megawati, kesolidan PDIP merupakan separuh dari kemenangan. Separuh lagi diraih dalam kerja-kerja politik di masyarakat. Atas pesan tersebut pihaknya bergerak secara aktif mengonsolidasikan seluruh infrastruktur partai, mulai dari jajaran PAC, Ranting hingga Anak-Anak Ranting.
Menurut Gunhar, penguatan internal partai, harus dilakukan secara kolaboratif sehingga struktur partai bisa diurai dengan baik. Ruang dialognya adalah konsolidasi kelembagaan. Silaturahmi antar sesama kader dan pengurus.
“Momen silaturahmi inilah yang bakal me-refresh, bahkan meng-up grade militansi kader untuk selalu on-fire. Ada proses transmisi semangat perjuangan yang disalurkan. Ada nilai-nilai ideologis yang ditularkan. Insyaallah, militansi dan soliditas kader akan lahir dengan sendirinya,” jelas Gunhar.
Lebih lanjut, Gunhar yang juga Ketum Pengprov Percasi Sumsel ini mengatakan, jika PDIP adalah rumah besar bagi kaum Nasionalis. Keberagaman dan latar belakang yang berbeda dari setiap kader bukan hal bari.
“Oleh karena itu kita disini tidak membedakan suku, agama dan golongan. Kalau ada saudara kita berbeda agama, berbeda etnis itu tidak lagi menjadi persoalan,” tandasnya.(Rill)