Optimis Capai Target Produksi, KKKS PertaminaSubholding Upstream Regional Sumatera Zona 4Tajak Tiga Sumur Pengembangan

waktu baca 3 menit
Senin, 21 Feb 2022 10:42 0 248 Dety Saputri

Prabumulih, Pelita Sumsel Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera Zona 4 (Pertamina Zona 4) optimis dapatmencapai target produksi tahun 2022. Setelah berhasilcatatkan penambahan produksi minyak sebesar 709 barrel oil per day (BOPD) dari sumur KRG-PA1, Pertamina Zona 4 kembali tajak 3 sumurpengembangan, yaitu TMB-PA, KRG-PA2 dan PMN-E.

Sumur TMB-PA ditajak pada 16 Februari 2022 menggunakan rig PDSI #20.2/EMSCOD2-M denganestimasi waktu selama 50 hari dan diproyeksikanmenambah produksi minyak sebesar 250 BOPD. Pada tanggal yang sama, sumur KRG-PA2 juga ditajakmenggunakan rig PDSI #32.2/N80UE-E denganestimasi waktu 44 hari dan diproyeksikan menambahproduksi minyak sebesar 140 BOPD. Lalu pada tanggal18 Februari 2022 Pertamina Zona 4 melanjutkan tajakpengeboran sumur PMN-E menggunakan rig PDSI #39.3/D1500-E/PDSI dengan estimasi waktu 32 haridan target produksi minyak 150 BOPD dan gas 2 million standard cubic feet per day (MMSCFD).

Tiga sumur pengembangan tersebut berada di duawilayah administrasi yaitu Kabupaten Muara Enim dan Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan. Rencanapengeboran yang sebelumnya telah dikoordinasikandengan pemerintah kabupaten/kota setempat ini, mendapat dukungan positif. Kepala Badan Penelitiandan Pengembangan Kota Prabumulih, Matnur Latif, S.T., M.Si., menyampaikan dukungan dan harapan agar pengeboran kali ini berjalan lancar dan berhasilmenambah produksi migas Pertamina. “Harapan kami upaya-upaya yang dilakukan Pertamina berhasil, dapatmeningkatkan pendapatan daerah melalui mekanismedana bagi hasil migas, dan memberikan multiplier effect khususnya bagi masyarakat. Kami selalu mendukungupaya-upaya peningkatan produksi migas yang dilakukan Pertamina,” ujar Latif.

General Manager Zona 4, Agus Amperianto, mengungkapkan langkah agresif KKKS Pertamina Zona 4 tersebut bukan tanpa alasan, untuk memenuhi target produksi migas Pertamina Zona 4, yaitu minyak 23.700 BOPD dan gas 498 MMSCFD, diperlukan strategi jangka pendek dan menengah yang terencana denganbaik. “Pertamina Zona 4 telah menyusun rencana kerjasumur yang cukup massive dengan timeline yang sangat padat, antara lain 41 sumur pengembangan dan 4 sumur eksplorasi, lalu ada 41 sumur workover, sertamelakukan well services-well intervention sebanyak 934 sumur. Target produksi tahun ini dituntut lebih tinggi darirealisasi tahun 2021, sehingga perlu dipastikan realisasisetiap rencana kerja pengeboran, workover, dan well intervention berjalan sesuai dengan target waktu dan produksi,” ungkap Agus.

Program kerja yang masif dan agresif diakui Agus merupakan salah satu strateginya sebagai upayameningkatkan produksi migas KKKS Pertamina Zona 4. Implementasi ini sejalan dengan semangat SUMATERA (SUstainable, MAssive, To grow, Efficient, Resilient, Aggressive) yang digadang oleh KKKS Pertamina Hulu Rokan (PHR) – Regional Sumatera. “Upaya yang kami lakukan antara lain meningkatkan kinerja operasi, mengoptimalkan lapangan produksi eksisting, melanjutkan program kerja eksplorasi, transformasiresources to production, serta memanfaatkan teknologiuntuk implementasi enhanced oil recovery (EOR),” terang Agus.

Ditempat terpisah, Kepala Perwakilan SKK MigasSumbagsel, Anggono Mahendrawan menyampaikanbahwa SKK Migas dan KKKS akan terus melakukanupaya-upaya untuk meningkatkan produksi migas di wilayah Sumatera Bagian Selatan khususnya. “Upayaini dilakukan juga untuk mencapai bersama target produksi nasional dengan harapan kedepan ketahananenergi nasional dapat kita jaga bersama,” ujar Anggono.

Hingga awal Februari 2022 data Sistem OperasiTerpadu (SOT) SKK Migas year-to-date menunjukkanproduksi minyak berada di angka 23.417 BOPD atausekitar 99% dari target. Sedangkan produksi gas di angka 517,52 MMSCFD atau sekitar 104% dari target. Produksi ini ditopang oleh tujuh lapangan yang dioperasikan sendiri yaitu Prabumulih, Limau, Pendopo, Adera, Ramba, Ogan Komering, dan Raja Tempirai. Di samping itu, produksi juga disokong oleh dua wilayah kerja non-operator yaitu Corridor dan Unitisasi Suban, serta sepuluh Kerja Sama Operasi (KSO).

LAINNYA