*Sedakah Balaq, Bentuk Rasa Syukur Diberikan Keselamatan, Kesehatan Serta Rizki Melimpah*
OKU Timur, Pelita Sumsel – Di Masyarakat Komering sejak Zaman dahulu terkenal dengan adat budaya dan tradisi yang sangat melekat pada kehidupan sehari masyarakat itu sendiri.
Tak terkecuali seperti tradisi sedekah Balaq yang biasa di gelar masyarakat Desa Negeri Ratu Kecamatan Bunga Mayang. Sedakah Balaq ini biasanya di gelar di sejumlah masyarakat pesisir komering setiap satu tahun sekali bertepatan pada kalender islam 10 Hijriah. Namun karena tahun ini berkenaan dengan pandemi dan harus mengikuti peraturan penerapan PPKM sehingga pelaksanaan tertunda.
Ketua Adat Kecamatan Bunga Mayang Abdullah Agustjik menjelaskan, Sedekah balag merupakan tradisi tahunan masyarakat Bunga Mayang, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus sebagai doa permohonan masyarakat khususnya masyarakat Desa Negeri Ratu agar diberikan keselamatan, kesehatan, rizki yang melimpah.
“Serta dijauhkan dari segala Marabahaya terutama saat ini kita masih di hadapkan dengan wabah Covid-19 yang sedang melanda,” katanya, usai melangsungkan gelaran Sedekah Bumi di Desa Negeri Ratu Bunga Mayang, Rabu (25/08/2021).
Dalam tradisi sedekah Balaq ini, masyarakat Negeri Ratu bergotong royong memasak sejumlah bahan makanan yang di khususkan dan menyiapkan serangkaian sesaji. Selanjutnya Kepala Desa didampingi tokoh adat akan memimpin proses ritual Sedekah balag dan mengundang masyarakat untuk berkumpul di tempat yang telah disiapkan.
Kepala Desa Negeri Ratu kecamatan Bunga Mayang Kabupaten OKU Timur Basyir Hasan menambahkan, sedekah balag adalah simbol penghormatan dan penghargaan masyarakat kepada alam sebagai karunia Tuhan YME. Karena masih dalam pandemi, Sedekah Bumi kali ini ada sedikit berbeda dari yang biasa digelar.
“Ucapan syukuran dan keselamatan masyarakat serta anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita semuanya, maka kita perlu syukuri dengan cara memberikan sedekah sehingga kita dapat terhindar dari marabahaya,” Ujarnya.
Terpisah Ketua Lembaga Pembina Adat OKU Timur H Leo Budi Rachmadi, SE mengatakan, di masyarakat Komering memang hingga saat ini ada beberapa tradisi turun-temurun dari nenek moyang yang sudah dilaksanakan bertahun tahun masih tetap terjaga, namun disisi lain ada juga beberapa tradisi lainnya mulai ditinggalkan kalah oleh pengaruh jaman yang semakin modern.
“Namun kami dari lembaga adat baik melalui tokoh-tokoh adat yang ada di Kecamatan kita terus melakukan edukasi baik melalui acara-acara resmi di masyarakat, pemerintahan maupun melalui media lainnya,” katanya
Diperiode kepemimpinannya sebagai Ketua Lembaga Pembina Adat OKU Timur saat ini pihaknya juga konsen penertiban administrasi, dokumentasi terkait adat budaya dan sejarah di OKU Timur. Sehingga generasi yang akan datang ketika mempelajari adat budaya sudah ada referensinya yang memang dilengkapi administrasi dan dokumentasi.
“Kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat khususnya masyarakat Komering di Negeri Ratu Bunga Mayang yang hingga saat ini masih kuat dalam melestarikan adat atau tradisi yang diturunkan dari nenek moyang terdahulu. Itu sebagai bentuk mempertahankan salah satu simbol atau identitas yang ada di desa tersebut yang masih menjaga kearifan lokal,” ujarnya. (ril/fah)