Tips Menjaga Keamanan Digital Anak di Dunia Maya

waktu baca 5 menit
Rabu, 4 Agu 2021 21:52 0 233 Redaktur Romadon

 

Kayuagung, Pelita Sumsel – Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Sebagai Keynote Speaker, Bupati Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu H. Iskandar, SE, memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Muhammad Ridwan Arif, Praktisi Digital Parenting dan RTIK Indonesia, pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Ridwan memaparkan tema “DIGITAL SKILL AND ONLINE LEARNING”. Dalam pemaparannya, Ridwan menjelaskan digital skill merupakan kemampuan individu dalam memahami, mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi. Aplikasi pembelajaran daring meliputi, zoom, google meet, whatsapp, dan microsoft teams.
Tips pembelajaran online antara lain, siapkan ruangan khusus, buatlah kesepakatan bersama dan konsisten, buat perencanaan belajar, pilih media dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan, siapkan media pendukung dan alternatif media lainnya, bekali diri dengan wawasan cakap, etis, aman dan budaya bermedia digital, serta luangkan waktu untuk beraktivitas fisik dan berinteraksi sosial.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, Marsefio Sevyone Luhukay,
Ketua Program Studi Ilmu komunikasi Universitas Pelita Harapan, mengangkat tema “TIPS MENJAGA KEAMANAN DIGITAL BAGI ANAK-ANAK DI DUNIA MAYA”.
Marsefio menjelaskan alasan anak harus dilindungi di dunia maya untuk melindungi identitas diri, kesehatan mental, waktu, pornografi, judi online, dan perundungan online.

Tips menjaga keamanan digital anak di dunia maya antara lain, batasi waktu yang anak habiskan dengan perangkat gawainya, tidak melarangnya namun memberikan solusi atau kegiatan lagi untuk anak, orang tua harus siap merespon, serta menjadi contoh yang baik.

Marfesio menuturkan beberapa tips internet sehat untuk anak meliputi, jelaskan pada anak bahaya di internet, perbolehkan main media sosial saat umurnya diatas 13 tahun, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, swafoto dengan pakaian terbuka, serta mempercayai orang atau berita yang tidak jelas. Kekerasan berbasis gender online dapat ditemukan seperti, pelecehan online, peretasan, konten illegal, pelanggaran privasi, serta ancaman distribusi foto atau video dengan tujuan mencemarkan nama baik.

Sesi BUDAYA DIGITAL oleh Dewi Sartika Dosen FKIP Uniski Kayuagung, memberikan materi dengan tema “LITERASI DALAM BERDAKWAH DI DUNIA DIGITAL”. Dewi membahas literasi digital merupakan kemampuan seseorang dalam menyikapi konten di dunia digital. Media digital memerlukan keterampilan lebih untuk bisa memaksimalkan potensinya. Dakwah merupakan menyeru pada kebaikan, Isi dari dakwah adalah tetap, tidak berubah, sedang media dan sarananya berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupann dan ilmu pengetahuan umat manusia. Maka dalam berdakwah kita wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Alasan berdakwah melalui internet ialah, karakteristik dunia maya yang tidak mengenal batas usia, dapat diakses kapan saja tanpa batas waktu, serta ruang maksiat atau hal-hal negatif yang membutuhkan tandingan yaitu dakwah. Media internet berupa youtube, jejaring sosial, serta blog dan portal islam.

Dengan teknologi digital, masyarakat dapat menyebarkan dakwah saat ini. Masyarakat dengan cepat membaca dan mencari referensi di internet dan minat umat Islam untuk belajar ajaran Islam melalui internet juga meningkat. Generasi milenial yang akrab dengan teknologi digital telah menjadikan media sosial dan sumber-sumber informasi online sebagai salah satu media pembelajaran, termasuk mempelajari tentang Islam. Pendakwah dan akademisi dapat menyebarkan informasi-informasi yang bersifat positif bagi generasi milineal sehingga generasi tersebut dapat meningkatkan pemahamannya tentang ajaran Islam dengan benar.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL oleh, Ihsan Hamidi Ketua Badan Pengawasan Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Ogan Komering Ilir, mengangkat tema “PENTINGNYA PEMAHAMAN MEMBEDAKAN INFORMASI HOAX”.

Ihsan menjelaskan hoaks atau berita bohong merupakan informasi yang direkayasan untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Arti hoaks adalah suatu informasi bohong atau palsu yang direkayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah benar adanya dan akhirnya dipercaya oleh masyarakat umum. Hoaks sangat bahaya dan dapat merusak stabilitas nasional.

Regulasi pemerintah mengenai informasi hoaks terdapat pada Undang-Undang ITE Pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang No 11 tahun 2011 diperbarui Undang-Undang nomor 19 tahun 2016. Membedakan informasi yang hoaks dan informasi yang valid dapat dilihat dari judul berita, sumber informasi, isi berita yang tidak mengandung provokatif, serta cek keaslian gambar atau video. Cek fakta hoaks melalui google dan referensi official website.

Natasya Silaen, Ketua OKK Sobat Cyber Indonesia dan Influencer dengan Followers 12,6 Ribu, menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber berupa, tips pembelajaran online antara lain, siapkan ruangan khusus, buatlah kesepakatan bersama dan konsisten, buat perencanaan belajar, pilih media dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan, siapkan media pendukung dan alternatif media lainnya, bekali diri dengan wawasan cakap, etis, aman dan budaya bermedia digital.

Tips internet sehat untuk anak meliputi, jelaskan pada anak bahaya di internet, perbolehkan main media sosial saat umurnya diatas 13 tahun, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, swafoto dengan pakaian terbuka, dan mempercayai orang atau berita yang tidak jelas.

Alasan berdakwah melalui internet ialah, karakteristik dunia maya yang tidak mengenal batas usia, dapat diakses kapan saja tanpa batas waktu, dan ruang maksiat atau hal-hal negatif yang membutuhkan tandingan yaitu dakwah. Serta, membedakan informasi yang hoaks dan informasi yang valid dapat dilihat dari judul berita, sumber informasi, isi berita yang tidak mengandung provokatif, serta cek keaslian gambar atau video.(arl)

LAINNYA