Palembang, Pelita Sumsel – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumatera Selatan (Sumsel) Ramlan Holdan angkat bicara terkait bom bunuh diri didepan Gereja Katedral Makasar provinsi Sulawesi Selatan yang terjadi pada hari Minggu (28/3),
Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan mengatakan sangat menyayang peledakan bom bunuh diri didepan gereja katedral , saat diwawancara diruang kerjanya seketariat DPW PKB Sumsel, Kamis (1/4).
“Terjadinya bom bunuh diri ini tidak cukup dengan hanya mengutuk, tetapi kita tidak mencari akar permasalahan yang sesungguhnya karena ini tidak mungkin diselesaikan oleh aparat sendirian oleh karena itu penyelesaian nya harus dari hulu yang diharus dikaji ulang,” katanya.
Ia juga mengatakan mereka yang menjadi pelaku bom bunuh diri rata-rata kelompok kaum muda dan tidak mungkin serta merta langsung melakukan bunuh diri menggunakan bom kalau tidak ada masukan-masukan soal ajaran dari kelompok mereka dimana selalu menggunakan jargon-jargon Islam.
“Artinya disini ada sesuatu ajaran yang masih kurang apakah dari SD, SMP dan SMA oleh karena itu pelajaran-pelajaran agama harus ditambah termasuk kajian-kajian soal islam yang sesungguhnya karena didalam diri mereka mengganggap bom bunuh diri ini bagian dari jihat untuk masuk surga karena dengan bunuh diri sama dengan memperkosa hak allah dan hukumnya sama dengan murtad,” kata Ramlan.
Dikatakannya, dengan melihat setahun yang lalu dari hasil survey Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah bahwa guru agama terpapar 60% intoleransi dimana menanamkan kebencian dengan agama lain.
“Dan ini yang perlu kita perbaiki dari guru dan silabusnya untuk mengajarkan atau memperbanyak jam pendidikan moral pancasila, ahlak dan budi pekerti karena yang diajarkan hanya poin rukun iman dan rukun islam tetapi tidak mengajar makna sesungguhnya didalam poin rukun iman dan islam,” ungkapnya.
Dijelaskannya bahwa Nabi Muhammad SAW membuat peradaban Islam dengan akhlak dan dengan akhlak munculnya sebuah aturan bersama, karena tanpa aturan tidak bisa mengembangkan Islam.
“Kita lihat periode Mekkah 11 (sebelas) tahun dimana babak belur Nabi Muhammad SAW mengajak kaum kafir masuk Islam dengan hanya sekitar 100 orang masuk islam dan Akhirnya Nabi Muhammad pindah ke Madinah selama satu tahun membuat aturan atau kesepakatan bersama 47 pasal dengan kaum Yahudi, Majusi, Nasrani, Islam dan bani-bani karena al-quran belum selesai diturunkan sehingga islam peradapannya sampai ke Eropa, Asia bahkan sampai ke kita karena adanya aturan begitu juga pancasila yang intisarinya diambil dari dalam al-quran,” ungkapnya.
Ramlan Holdan menjelaskan 1,9 miliyar penganut agama Islam dari 7,8 milyar penduduk dunia dan dimana yang menguasai ekonomi dan senjata lebih banyak dari umat islam
“Kalau penerapan dakwa model sekarang ini sedikit-sedikit allahu akbar, kafir, serbu apalagi dengan bom bunuh diri tidak akan mungkin menarik minat orang masuk islam dan wajar negara timur tengah babak belur karena yang mengahncurkan mereka adalah umat islam sendiri dan indonesia adalah negara Islam terbesar didunia dimana yang bisa meghancurkan negara ini adalah orang dalam sendiri dimana kelompok-kelompok ini belum mampu membuat kewilayahan seperti Suriah apabila itu terjadi maka ada saling bunuh diantara kita,” paparnya.
Terakhir ia mengatakan gerakan dari PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengatasi teroris adalah dengan melakukan dakwah-dakwah yang positif sesuai dengan ajaran islam sesungguhnya berdasarkan perkembangan tehnologi baik media cetak, media elektronik maupun media online.
“Oleh karena itu dari sistem pendidikan yaitu dilabus harus dilakukan perubahan artinya konteks kebangsaa pancasila dan konteks pancasila dalam ajaran islam harus dijelaskan dan guru-guru agamanya jangan sampai tepapar intoleran yang akan mengajarkan kebencian kepada generasi penerus oleh karena itu harus diawasi bersama-sama baik oleh kita maupun pemerintah,” pungkasnya. RPS)