Jakarta, Pelita Sumsel – Suasana di Flat Benhil Blok A lantai dasar No 3 berbeda dari biasanya. Hari itu, suasana cukup ramai. Sekitar 30 warga se-Jabodetabek yang terdiri atas berbagai kalangan mulai dari wiraswasta, ibu rumah tangga, guru, dosen, berkumpul.
Mereka membentuk kelompok. Di depan mereka terdapat sebuah ember plastik berisi air, dan centong/sutil kayu berukuran sedang. Mereka serius mengikuti petunjuk coach Elva Septinawati bersama timnya Ega dan Rahman.
“Bahan baku utama yang kita gunakan adalah Texapon. Nah, ini Texapon. Mula-mula kita masukkan Texapon ke dalam air,” ujar Elva.
Ega dan Rahman membagikan Texapon sesuai kebutuhan. Peserta pun mulai bekerja.
“Jangan diaduk ya, cukup diketuk-ketuk agar busanya tidak terlalu banyak,” kata Elva yang juga merupakan Sekretaris Yayasan.
Peserta pun mengikuti petunjuk Elva. Dua orang dari kelompok mengetuk-ngetuk Texapon bergantian. Demikianlah seterusnya hingga akhirnya terbentu sabun cucui piring. Mereka juga mebuat sabun untuk laundry. Hasilnya? Sangat bagus, gak kalah dengan merek-merek terkenal, baik tekstur, tampilan, maupun kekentalannya.
Hari itu, ke 30 peserta memang mengikuti pelatihan pembuatan sabun cuci dan laundry yang digelar Yayasan Nusantara Kreatifitas Anak Bestari (NKAB), sebuah lembaga yang didirikan pada 27 Februari 2020. Meski baru, Yayasan NKAB telah mengadakan berbagai kegiatan.
“Diadakannya pelatihan membuat sabun cuci dan laundry ini, agar peserta mempunyai keahlian membuat sabun untuk kebutuhan rumah tangganya sendiri dan juga mampu menjadikan lahan usaha baru sebagai produk home industri yang dapat menghasilkan secara finansial,” ujar Reslawati MSi,” Ketua Yayasan NKAB.
Ke depan, kata Resla, ke 30 peserta ini diharapkan akan mendapatkan advokasi dari yayasan dalam menjalankan usahanya tersebu, sekaligus menjadi anggota UMKM yang akan di bentuk oleh yayasan NKAB dalam waktu dekat.
“Apalagi dari pelatihan seperti ini ada peserta yang sudah mampu menjadikan pembuatan sbaun sebagai salah sebagai usaha menopang ekonomi mereka. Ada yang memasarkan melalui medsos, ada juga yang menjadi supplier sabun,” tambah Elva yang merupakan Sekretaris Yayasan. Jumlah peserta memang dibatasi agar mereka dapat fokus dan lebih maksimal.
Pelatihan merupakan salah satu upaya Yayasan NKAB membuka jalan bagi peserta untuk mendapat lapangan pekerjaan. Paling tidak mereka dapat membuat untuk keluarga sendiri. Membuat sendiri jauh lebih murah ketimbang membeli.
Hal ini sejalan dengan visi dan misi Yayasan. “Visi kita adalah membentuk dan membangun manusia Indonesia Jaya yang berkarya dengan kualitas tinggi, religius, manusiawi, mandiri, demokratis, berkeadilan, sejahtera, maju dan berdikari dalam berkepribadian bangsa,” ujar Resla yang merupakan salah satu peneliti senior di Pusat Pelatihan dan Pengembang (Puslitbang) Kemenag RI.
Sedangkan misinya adalah meningkatkan kualitas dan memberdayakan sumberdaya manusia Indonesia yang santun, bermoral juga memiliki daya saing yg tinggi, berintegritas, kompeten dan profesional di bidangnya masing-masing.
Hadir juga dalam kegiatan ini beberapa Pengurus NKAB seperti Ismartani (anggota Dewan Pembina Yayasan, yang juga salah satu pejabat eselon 3 di Pemprova DKI ), Sutra Dewi (anggota Dewan Pengawas, yang juga seorang pengacara), dan Bendahara Yayasan Uci Suzie Firman. (jea/rls))