Jakarta, Pelita Sumsel – Dahulu para muda-mudi merebut kemerdekaan dari penjajah tanpa pamrih, maju di garda terdepan penuh dengan percaya diri dan hanya tekad merdeka atau mati. Hal tersebut bukan hanya slogan, namun telah bergelora di dalam hati,” ungkap Sumartini Tjokrodimulyo (92 tahun) ketika mengenang pengalamannya saat ikut terlibat peristiwa Bandung Lautan Api.
Sumartini dengan lancar menceritakan pengalaman masa lalunya, saat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi kediamannya untuk bersilaturahmi.
Selain Sumartini, juga ada Truus Iswarni (91 tahun), pelaku sejarah yang ikut berjuang merebut Hotel Oranje (saat ini bernama Hotel Majapahit) dari penjajah Belanda pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Sumartini dan Truus merupakan anggota Wirawati Catur Panca yang merupakan wadah bagi kelaskaran perempuan pejuang 1945.
Kunjungan ke para pejuang perempuan merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-92 Tahun 2020. Menteri Bintang menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud sinergi bersama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dengan organisasi perempuan, dan dunia usaha untuk memberikan perhatian bagi para pejuang perempuan. Hal ini sesuai dengan hakikat makna Hari Ibu yang sesungguhnya, bahwa Hari Ibu bukan hanya sebagai Mother’s Day.
Hari Ibu menurut Menteri Bintang adalah hari dimana masyarakat Indonesia mengapresiasi dan meneladani perjuangan kaum perempuan pada tahun 1928, tahun dimana Kongres Perempuan Pertama digelar dan menjadi dasar penetapan Hari Ibu.
“Hari Ibu merupakan peringatan momentum perjuangan pergerakan perempuan di Indonesia. Hari Ibu adalah hari bagi semua perempuan, hari kita semua. Perempuan pejuang kemerdekaan menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia. Apa yang kami berikan tentu tidak sebanding dengan kiprah dan pengorbanan para perempuan pejuang, sehingga kami saat ini bisa menikmati udara kemerdekaan. Sejak dahulu pun perempuan telah menjadi garda terdepan bangsa. Perjuangan perempuan pejuang kemerdekaan ini juga menjadi bukti dan motivasi bagi kita, agar tidak hanya menjadi penikmat pembangunan, namun juga bisa berkontribusi dalam pembangunan itu sendiri,” ujar Menteri Bintang.
Atas pengabdian tanpa batas pada negara, Kemen PPPA bersinergi dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), dan PT Kimia Farma memberikan apresiasi dan dukungan kepada 9 (sembilan) perempuan pejuang kemerdekaan RI yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Dukungan tersebut diantaranya berupa bantuan 9 (sembilan) kursi roda, kaca mata baca, serta paket makanan dan suplemen sehat. Apresiasi yang sama juga akan diberikan Kemen PPPA pada anggota Wirawati Catur Panca yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat.
“Hari ini kami merasa terhormat dan terharu dengan kehadiran Menteri PPPA dan KOWANI. Kami sebagai pelaku sejarah, atas nama teman-teman seperjuangan mengapresiasi pemerintah yang menaruh perhatian kepada para perempuan pejuang bangsa. Kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan karena akan sangat bermanfaat bagi kami dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,” ujar Sumartini.
Atas keterlibatan dan keberaniannya, Sumartini dianugerahi Piagam Penghargaan dan Medali Pejuang Angkatan 45 dan Satya Lencana Perang Kemerdekaan. Sementara itu, Truus Iswarni dianugerahi Tanda Jasa Perang Kemerdekaan, Bintang Gerilya, dan Tanda Kehormatan Veteran RI. (jea/rls)