Palembang, Pelita Sumsel – Pramuka UIN Raden Fatah Palembang bersama Dewan Kerja Daerah Sumatera Selatan menggelar Diskusi Kebangsaan dan Bela Negara serta nonton bareng film pemberontakan Gerakan 30 September PKI, Rabu (30/09).
Kegiatan digelar di Aula Kwartir Daerah Sumatera Selatan dengan jumlah peserta lebih kurang 50 anggota Pramuka Penegak dan Pandega dan dibuka langsung oleh Sekretaris Kwartir Daerah Sumatera Selatan, H Amriadi SAg SIP MPdI didampingi oleh Pembina Gugusdepan UIN Raden Fatah Palembang, Fajar Kamizi MH dan Mayor Syarifudin Yahya dari Kodam II Sriwijaya.
Sekretaris Kwartir Daerah Sumatera Selatan, H. Amriadi SAg SIP MPdI mengatakan bahwa Kwartir Daerah menyambut baik kegiatan pada hari ini, karena dengan mengadakan kegiatan diskusi dan nonton bareng film G30S PKI ini merupakan bagian dari upaya Pramuka untuk mengingat dan mengambil pelajaran berharga dari sejarah kelam bangsa Indonesia.
“Ini perlu dipahami oleh generasi muda agar tidak melupakan sejarah tentang pemberontakan yang memecah belah bangsa,” katanya.
Amriadi berharap kepada generasi muda Indonesia khususnya pramuka di sumatera selatan untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar peristiwa itu tidak terulang di kemudian hari.
“kita telah melewati noda merah sejarah Indonesia, untuk itu saat ini kita perlu menyatukan sikap dan pikiran guna mengantisipasi bahaya laten komunisme yang ideologi nya tentu masih tumbuh subur sampai sekarang” lanjutnya.
Senada dengan Amriadi, Pembina Pramuka UIN Raden Fatah, Fajar Kamizi juga menyampaikan sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat yusuf ayat 111 bahwa sesungguhnya pada kisah-kisah umat terdahulu terdapat pelajaran yang berharga bagi orang-orang yang berakal sehat.
“Menafsiri ayat tersebut, kita tentu tidak boleh melupakan kisah-kisah sejarah yang telah lalu untuk menjadi pelajaran agar kita yang hidup dimasa kini dapat mengambil pelajaran untuk hidup yang lebih baik” ujarnya.
Melalui kegiatan tersebut, pihaknya berharap agar semua anak bangsa sedikitnya mengetahui gambaran sejarah yang terjadi untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dan mewaspadai berkembangnya paham komunisme di Indonesia. (FK)