Sekayu, Pelita Sumsel – Kabupaten Musi Banyuasin dibawah kepemimpinan Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin menjadi pilot project penerapan pembangunan jalan aspal karet. Tidak heran, kalau Kabupaten ini menjadi sorotan banyak pihak atas keberhasilannya mengimplementasikan inovasi pembangunan jalan aspal karet.
Bahkan, sebelumnya di Tahun 2018 Pemkab Muba mendapatkan reward dari Kementerian PUPR dengan mendapatkan bantuan sebesar Rp20 Miliar atas keberhasilan inovasi pembangunan jalan aspal karet.
Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), juga mendapatkan perhatian khusus dari Balai Penelitian Teknologi Karet, apalagi di tengah Pandemi Covid-19 saat ini. Untuk menjawab hal tersebut, Plt Kepala Dinas Perkebunan Akhmad Toyibir SSTP MM menjadi salah satu narasumber webinar dengan tema Momentum Penggunaan Aspal Karet Berbasis Karet Rakyat pada Masa New Normal, Rabu (05/08/2020).
Webinar Aspal Karet tersebut di hadiri oleh 133 partisipan dari kalangan perwakilan Pemerintah Daerah terutama wilayah sentra karet, Kementerian Terkait, Asosiasi, Industri termasuk UPPB dan jasa kontraktor pembangunan jalan serta akademisi.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Muba Akhmad Toyibir SSTP MM memaparkan luas perkebunan karet di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) seluas 207.355 Ha, menjadi salah satu kabupaten penghasil karet dengan area perkebunan terluas dan produksi tertinggi di Sumatera Selatan.
“Inovasi olahan karet yang sudah dan masih akan terus di implementasikan adalah aspal karet. Aspal karet merupakan campuran aspal dengan bahan aditif berbasis karet, dimana sesuai komitmen Bapak Bupati Musi Banyuasin Dr H Dodi Reza Alex Noerdin untuk terus senantiasa melakukan pembangunan atau peningkatan jalan berbasis karet rakyat,”kata Ibir.
Ia menjelaskan, bahwa di Muba saat ini UPPB terbanyak dibandingkan Kabupaten Kota lainnya yakni dengan total 70 UPPB yang juga sudah teregister atau memiliki STR.
“Dan di Muba juga satu-satunya UPPB di Indonesia yang memiliki alat mesin Sentrifuge (mesin pemisah lateks) yang berada di di Desa Cipta Praja Kecamatan Keluang Muba dan mesin itu hibah dari Pemkab Muba ke UPPB,” ulasnya.
Dalam menjawab salah satu pertanyaan dari peserta webinar mengenai langkah strategis bagi pemerintah daerah untuk mengimplementasikan aspal karet demi meningkatkan harga karet petani , Ibir menyarankan selain perhatian dan support dari pemerintah daerah dibutuhkan juga Komitmen pemerintah daerah agar seluruh pembangunan jalan dengan hotmix mewajibkan para kontraktornya untuk mengunakan aspal karet sehingga inovasi aspal karet dapat dapat dimplementasikan di seluruh daerah
“Pemkab muba dalam hal ini konsisten dan komitmen mengupayakan agar seluruh pembangunan jalan di Kabupaten Musi Banyuasin menggunakan Aspal Karet dan untuk pengimplementasiannya agar dapat menggunakan karet dari petani”, tambahnya.
Lanjut dia, komitmen tersebut terus berkelanjutan yang mana pada tahun 2022, aspal karet didorong untuk pemenuhan pencapaian target 100% jalan mantap di Kabupaten Musi Banyuasin. “Kita berupaya di tahun 2022 jalan yang ada di Kabupaten Muba dapat menerapkan aspal karet seutuhnya,”ujarnya.
Sebagai salah satu daerah penghasil karet terbesar di Sumatera Selatan, setiap karet di Muba memproduksi 155.303 Ton karet kering dalam bentuk slab atau bahan olahan karet (bokar)menjadi komoditas strategis bagi Kabupaten Musi Banyuasin. Selain bokar, dihasilkan juga produk crumb rubber dengan kualitas SIR 10 dan SIR 20 denganjumlah produksi rata-rata 86.400 Ton per tahun.
“Disamping itu juga Pemerintah Daerah mengajak petani untuk berupaya mandiri tak lepas dari dukungan pemerintah dalam melakukan pola pengelolahan dari latek kebun menjadi latek pekat yg harga jualnya lebih tinggi dibanding harga Bokar (karet beku)”, tukasnya.(Roll/RN)