Jakarta, Pelita Sumsel – Ketergantungan pada Cartridge impor sebagai media untuk menguji sampel virus Corona terjadi di Kalimantan Timur, tepatnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta.
Hal ini disampaikan langsung oleh Anik sebagai Direktur RSUD pada wakil Ketua DPD Mahyudin saat melakukan pengawasan di Kalimantan Timur kamis (11/6/2020).
Untuk diketahui, Cartridge selama ini dipasok oleh perusahaan teknologi farmasi asal Amerika Serikat, untuk kebutuhan se Indonesia dan dunia sehingga kini mengalami kelangkaan.
Sementara sisi lain RSUD Kudungga belum memenuhi sarat untuk dijadikan rujukan untuk penanganan Covid-19 karena masih belum punya kamar isolasi yang berstandar kusus untuk penyakit menular atau masih digabung dengan penyakit umum atau penyakit biasa
“Termasuk peralatan yang kami miliki belum memadai untuk dipergunakan untuk test SWAB PCR. Meski RSUD Kudungga menerima bantuan dari pemerintah Propinsi Kaltim berupa alat test SWAB TCM yang saat ini Cartridge sudah habis,”jelas Anik.
“Yang untuk mengorder cartridgenya ke pabrik butuh waktu lama dan harus mengikuti regulasi dari Kementrian Kesehatan. Padahal butuh waktu 3 hari untuk mengetahui hasil SWAB pasien atau sampel SWAB dikirim dahulu ke Lab Dinkes Kaltim yang berada di Samarinda,” imbuhnya.
Mahyudin menyadari betul RS Kudungga di Kalimantan Timur belum cukup memadai untuk menangani Covid-19 dari sisi fasilitas, padahal disisi lainnya ini telah menjadi kebutuhan dasar.
Sementara terkait dengan bantuan mobil ambulan yang diperlukan RSUD Kudungga Sangatta. Mantan wakil Ketua MPR ini minta agar RSUD Kudungga segera membangun kerja sama dengan PT Kaltim Prima Coal untuk memanfaatkan permohonan bantuan program CSR perusahaan batu bara terbesar ini.
“Alokasi dana CSR PT KPC sebanyak US $ 5 juta per tahun. Yang seharusnya bisa mengakomodir kepentingan RSUD yang membutuhkan. Tinggal mengajukan proposol permohonan saja, kata Mahyudin. (oce)