OKU Selatan, Pelita Sumsel -Banjir Hebat bernama Bandang yang terjadi Jum’at (7/5) Hingga saat ini masih menyisakan rasa truma ditengah kehidupan sebagian Masyarakat Desa Tekana,Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.
Ketinggian air banjir Bandang yang menerpa wilayah desa Tekana, setinggi dua meter, selain telah merendam puluhan Rumah Penduduk yang ada di Desa Tekana, akibat banjir bandang yang terjadi, juga telah membuat dapur rumah milik warga tekana bernama Hazairin, hancur.
Di tuturkan oleh Hazairin sang pemilik rumah, selain telah membuat dapurnya hancur, beberapa tabung gas serta galon juga ikut hanyut terbawa air.
“Hingga saat ini kami masih takut juga merasa truma, takut terjadi banjir bandang susulan,”ucapnya ketika dibincangi Pelita Sumsel,Senin (11/5).
Diungkapkan oleh warga ini, jika melihat cuaca mendung, rasa was was serta khawatir takut kembali banjir mulai timbul,ujar warga tersebut.
Diceritakan Hazairin, banjir bandang yang terjadi hari jumat lalu, mulai memasuki pemukiman warga di desa Tekana, sekitar pukul 12 Malam WIB. Dan disaat tersebut juga dirinya beserta seluruh penghuni rumah yang ada,diliputi rasa panik langsung melakukan tindakan menaikan serta menyelamatkan barang barang berharga yang ada di rumah tersebut ketempat yang lebih tinggi.
“Sekitar pukul 02 pagi,kondisi air telah semakin meninggi telah mencapai 1 meter dan bahkan menjelang pagi semakin naik sekitar 2 meter, menggenangi pemukiman milik warga desa tekana serta menutupi permukaan jalan provinsi,sehingga akses jalan menjadi lumpuh total sama sekali tidak bisa di lewati,”ungkapnya.
Sementara Handra, warga Desa Tekana lainnya mengatakan, mereka para warga terutama yang tinggal di tepian sungai saat banjir bandang mulai memasuki wilayah desa Tekana, harus berjibaku,bolak balik mengangkuti serta membawa barang di dalam rumah masing masing untuk di selamatkan ke tempat lebih tinggi yang ada di desa tersebut.
Baik Hazairin maupun Handra berharap banjir bandang tidak terjadi lagi kedepannya. “Yang membuat masyarakat di desa ini susah serta merasa takut,”pungkas keduanya. (DK)