Pagar Alam, Pelita Sumsel – Meskipun ditengah Pandemi Covid-19, Sektor pertanian seolah tidak pernah berhenti dan terus menghasilkan produksi untuk kebutuhan masyarakat, begitu juga di Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan. Kesibukan petani di Kota Pagaralam sangat terlihat pada musim panen kali ini. Sebagian besar petani dibeberapa Kelurahan di kota ini terus melakukan panen, diperkirakan panen masih akan terus berlangsung sampai dengan akhir bulan Mei 2020.
Seperti yang terlihat pada Kelompok Tani (Poktan) Melati, Dusun Beringin Jaya, Kecamatan Pagaralam Utara (17/4). Areal seluas 55 hektare telah dipanen dari total luas tanam 505 Hektar. Varietas yang dipanen hari ini adalah varietas lokal, dan dari hasil ubinan yang dilaksanakan produksi mencapai 8,8 ton/hektare Gabah Kering Panen (GKP). Dan sebagian besar petani di Pagar Alam menjual hasil panen dalam bentuk beras bukan gabah. Harga beras ditingkat petani berkisar antara Rp. 9.000,- s.d. Rp. 10.000,- per kilogram.
Menurut Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, potensi panen Kota Pagar Alam untuk Bulan April adalah seluas 561 Hektar, 574 Hektar di Bulan Mei dan bulan Juni 398 Hektar, sedangkan luas panen bulan Januari – Maret 2020 mencapai 1.426 Hektar. “Kita terus mendorong petani untuk terus meningkatkan produksi dengan melakukan budidaya tanaman yang baik dengan menerapkan teknologi misalnya penggunaan benih varietas unggul, pupuk berimbang dan pengamanan dari serangan OPT,” jelasnya
Petugas Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP), Budi menuturkan produksi tersebut terbilang cukup bagus mengingat di wilayah ini cukup beragam Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang sering menyerang. POPT dan PPL terus berupaya untuk membantu petani dalam mengamankan tanaman dari gangguan serangan OPT, serta melaksanakan pengendalian jika diperlukan.
“Jika OPT masih berada dibawah ambang pengendalian, disarankan petani untuk mengendalikan menggunakan Agens Pengendali Hayati ataupun Pestisida Nabati, dan pestisida kimia merupakan upaya yang terakhir didalam upaya pengamanan pertanaman dari serangan OPT. Sehingga petani akan dapat menikmati produksi dengan maksimal,” katanya
Hal ini sejalan dengan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian menjadi garda terdepan ketahanan pangan bangsa ditengah pandemi Covid-19. Ini saatnya petani menjadi pahlawan dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat di saat Pandemi Covid-19 melanda. (yfr)