Pasca Terseret Banjir, Jembatan Darurat Desa Pengentaan Maret Fungsional

waktu baca 2 menit
Jumat, 28 Feb 2020 20:35 0 231 Admin Pelita

Lahat, Pelita Sumsel – Pasca Terseret Banjir Bandang pada 31 Desember 2019 lalu, saat ini Pembangunan Jembatan Darurat bailey penghubung di Desa Pengentaan Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) terus dikebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang (PUBM-TR) Provinsi Sumsel, Dharma Budi melalui Kepala Bidang Jembatan PUBM-TR Sumsel, M Affandi mengatakan, saat ini progres pembangunan fisik jembatan bailey bantuan dari Balai Besar Pelaksanaan Jembatan Nasional (BBPJN) V Kementerian PU hampir rampung dengan progres mencapai sekitar 80 persen.

Menurutnya, jembatan darurat bailey sepanjang 30,8 meter tersebut akan rampung akhir bulan ini dan target awal Maret 2020 sudah fungsional. Lalu setelah beroperasi, penggunaan jembatan darurat ini akan dibatasi menyesuaikan dengan kapasitas maksimalnya.

“Karena ini sifatnya darurat jadi kendaraan berat tidak bisa lewat, maksimal yang kami rekomendasikan kendaraan dengan MST 5 ton,” ungkap Affandi, jum’at (28/02)

Affandi mengatakan, hingga saat ini pengerjaan jembatan telah memasuki tahap pembuatan lantai jembatan yang terbuat dari plat. Pemasangan lantai jembatan dipastikan akan selesai dalam waktu satu hari saja.

“Sesuai instruksi Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, pembangunan jembatan darurat ini kami kebut. Saat ini tinggal menyisakan 20 persen lagi,” ujarnya.

Ia menegaskan jembatan darurat tersebut dipastikan aman dari banjir bandang susulan yang masih menjadi ancaman selama musim hujan. Pihaknya mengaku telah melakukan antisipasi dengan meninggikan konstruksi dasar jembatan dari rata-rata ketinggian permukaan air saat banjir.

“Bila ada banjir bandang lagi mudah-mudahan jembatan ini sudah aman karena kami naikkan pondasinya sekitar 1,2 meter dari batas ketinggian banjir,” jelasnya.

Menurutnya, pembangunan jembatan tersebut memang sangat diperlukan warga sebagai akses utama penyeberangan bagi masyarakat. 

“Kalau sekarang ini warga yang ingin menyeberangi terpaksa menggunakan jembatan bambu agar bisa masuk ke akses jembatan Air Mulak yang sebagian badan jembatan masih bisa digunakan, namun mereka harus ekstra hati-hati,” jelasnya.

Untuk diketahui, jembatan Air Mulak Ulu tersebut putus akibat diterjang banjir 31 Desember 2019. Akibatnya beberapa desa yakni  Desa Lesung Batu, Desa Air Kuar, Desa Pajar Bulan, Desa Mangkenang dan Desa Padang Kandis terisolir dan sulit berkativitas.

Sementara itu, Kepala Desa Pengentaan, Dadi Aprizon mengapresiasi respon cepat dari Pemerintah Provinsi Sumsel yang membangun jembatan darurat tersebut karena dinilai berpengaruh terhadap aktivitas warga, terutama perekonomian masyarakat desa.

“Jembatan darurat ini memang sangat ditunggu-tunggu oleh warga sini, karena mempermudah mereka dalam membawa hasil bumi ataupun hasil kebun mereka untuk dijual,” ungkapnya. (jea)

LAINNYA