Palembang, Pelita Sumsel – Di Era 4.0 lapangan pekerjaan semakin sempit, apabila tidak mempunyai keahlian khusus semakin susah untuk mendapatkan pekerjaan. Salah satunya Pemuda asal Sukarami Muhammad Hendra Ardiansyah (25) yang mencoba membuka peluang pekerjaan melalui hobinya yaitu Angkringan Sekret Lamo.
Angkringan Sekret Lamo berada di tepi Jl. Basuki Rahmat tepatnya di seberang halte SMP 9 pinggir jalan Lorong SMA 6, berbagai macam menu dapat dinikmati secara santai dan terjangkau mulai dari harga terendah Rp. 2000,- hingga harga tertinggi mencapai Rp. 14.000.
“Karno hobby nongkrong di cafe bedalu-dalu buang duet terus jadi apo salah nyo hobby di jadi ke bisnis” ujar Pemilik Angkringan Sekret Lamo , Ardi saat di temui di kedai angkringannya Kamis (16/1/2020).
Dijelaskan Ardi. Ankringannyaa biasa dibuka dari hari selasa-minggu mulai pukul 6 petang hingga sepinya pengunjung dengan kata lain ia akan menutup angkringan sekuat mata menahan “biasonyo aku pegi naek motor dari rumah, buka angkringan ini mulai pukul 6 sampe sepi, dak tentu jugo pernah paling cepet tutup jam 2 pernah jugo paling lamo tutup jam 4 pagi,” ujarnya.
Penghasilan dari usaha yang dirintis, lanjut Ardi, secara sendiri ini memang tidak menjamin, tergantung dari ramai sepinya pengunjung saat malam hari, terlebih lagi angkringan ini dapat di bilang baru hampir 2 bulan sejak 20 Desember 2019 lalu. “biasonyo sehari dapat duit sekitar Rp. 200.000 – 300.000” papar Ardi.
Bahkan jika angkringan sepi pengunjung Ardi hanya bisa mengantongi uang sebesar Rp. 100.000,- begitu juga dengan sebaliknya apabila angkringan ramai pengunjung mampu membawa pulang uang sebesar Rp. 450.000,-
Pemuda nan tampan ini menambahkan bahwa saat ia berencana membuka angkringan yang menjadi kendala di sewa tempat yang cukup mahal dan preman jalanan yang sering mengusik karena ia tidak mempunyai karyawan melainkan teman dan rekan yang sering membantu sembari belajar
“Dak ado kendala nak buka angkringan ini cuma di sewa tempat nyo lumayan, palingan preman nyo bae yang galak resek, Karyawan dak ado ini kawan-kawan yang galak bantui sekalian mereka belajar nak buka sendiri,” tambah Ardi.
Walaupun sering kedatangan preman, namun Ardi tetap memelih lokasi angkringan di sana karena lokasi yang terjangkau dan dulu ia dan rekan sering nongkrong di sana “Karno pernah nongkrong di sini dulu dak tau nyo totop jadi aku cubo buka, untuk belajar-belajar jugo sih” tutup Ardi.
Laporan Mahasiswa Magang UIN Raden Fatah Palembang
Rahma Aprilia