Palembang, Pelita Sumsel – Untuk mencegah Stunting di provinsi Sumsel, Pemprov Sumsel menganggarkan 10,4 miliar pada tahun 2020 nanti, jumlah tersebut lebih besar daripada pada tahun 2019 yang hanya Rp 2 Miliar.
“Dana Rp 10,4 Miliar ini nantinya untuk pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita kurus dan ibu hamil kurang energi kronis (KEK) pada enam Kabupaten/Kota prioritas pencegahan dan penurunan Stunting,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Dra Lesti Nurainy Apt MKes,
Menurutnya, Enam Kabupaten/Kota yang akan diprioritaskan untuk melakukan pencegahan dan penurunan stunting itu yakni Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim, Lahat, Banyuasin, dan Kota Palembang.
“Enam daerah ini dipilih langsung oleh Bappenas, tapi bukan berarti angka stunting-nya tinggi. Kita harap daerah ini bisa jadi percontohan bagi daerah lainnya,” ujarnya.
Lanjutnya, Angka prevalensi stunting pada balita (usia 0-5 tahun) di Provinsi Sumsel sebesar 31,7 persen (data Riset Kesehatan Dasar 2018), maka khusus stunting Baduta (bawah dua tahun) sudah lebih baik, sekitar 29,8 persen atau di bawah angka nasional 29,9 persen.
“Target kita pada lima tahun kedepannya angka stunting di Sumsel bisa turun di bawa 20 persen angkanya,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, Pemprov Sumsel juga melaksanakan inovasi dalam pencegahan dan penurunan stunting melalui revitalisasi posyandu, duta cegah stunting, dan mengeluarkan telah surat edaran kepada di setiap kantor atau instansi terkait untuk meyediakan ruang ASI saat bekerja.
“Puskesmas yang ada di daerah juga diharapkan bisa mengawal ibu hamil untuk terus melakukan pemantauan dari saat kehamilan hingga bayi umur dua tahun. Puskesmas jangan sampai melewatkan kepada ibu hamil untuk terus mengikuti program yang dicanangkan pemerintah agar bayinya tidak terkena stunting,” tutuonya.