Palembang, Pelita Sumsel – Setelah sebelumnya berhasil menggelar Jambore ke-2 Ustadz-Ustadzah se-Sumsel bulan silam bersama Yayasan Kaffah Al-Munzirin Palembang, kini Pondok Pesantren Tahfidz Sekolah Alam (Ponpes-TSA) Kiai Marogan Palembang mengajak warga, untuk gotong royong membangun jembatan.
Gotong Royong yang dimaksud, menurut KH Mgs Ahmad Fauzan Al-Hafidz, S.Sos, warga diajak ikutserta menabung akhirat dengan cara membantu biaya proses pembangunan dua jembatan utama, yang diperkirakan akan menelan biaya Rp. 300 juta.
Dana itu, menurut Ustadz Yayan – panggilan akrab Ustadz Ahmad Fauzan ini, akan digunakan untuk dua jembatan. Satu jembatan dari arah samping pondok, akan dibangun dengan spek beton permanen.
Jembatan ini akan menjadi jalur transportasi kendaraan roda empat masuk ke halaman pondok, sekaligus memudahkan pengangkutan material ke lokasi pembangunan, yang selama ini hanya diangkut dengan troli oleh para pekerja dan sebagian santri.
Jembatan kedua, terletak di jalan utama. Jembatan ini konstruksinya akan dibuat dari besi. Posisinya akan menghubungkan jalan, antara permukiman warga sekitar dengan pondok.
“Jembatan ini kapasitasnya ringan. Sehingga hanya sepeda motor, dan jenis mobil-mobil kecil yang bisa melewati. Kekuatan jembatan ini berbeda dengan jembatan beton yang semua jenis mobil bisa melewati,” ujar Pembina Ponpes Tahfidz Kiai Marogan ini, kepada pers belum lama ini di Palembang, Kamis (24/10/2019).
Sementara jembatan yang kedua ini masih dalam kondisi darurat. Konstruksi besi yang saat ini dibangun hanya berukuran 1 meter dengan panjang 30 meter. Kondisinya tidak memadai untuk transportasi umum, apalagi kendaraan roda empat. Sebab hanya bagian tertentu saja yang terbuat dari besi, sehingga hanya sepeda motor yang dapat melewati jembatan ini.
“Biaya untuk membangun dua jembatan ini, kita sedang membutuhkan dana tiga ratus juta (Rp 300 juta). Tapi Insya Allah, jembatan utama yang konstruksinya beton, rencananya akan dianggarkan Pemprov Sumsel. Ini yang dijanjikan Pak Gubernur Sumsel waktu beliau membuka Jambore Tahfidz beberapa bulan lalu,” tambahnya.
500 ribu per orang
Lebih lanjut inisiator Rumah Tahfidz di Sumsel ini menegaskan, dana Rp 300 juta ini, bila dibagi 300 donatur, maka dibutuhkan sumbangan Rp 1 juta per donatur. “Tapi kalau kita bagi 600 donatur, berarti satu donatur bisa membantu lima ratus ribu rupiah (Rp. 500 ribu). Sumbangan ini sekaligus untuk tabungan akhirat bagi Jemaah,” ujarnya.
Diharapkan, bila dalam dua pekan ini sudah terkumpul, proses pembangunan jembatan akan segera dimulai bulan depan. Menurut Ustadz Yayan, percepatan pembangunan jembatan ini sekaligus untuk menyongsong pelaksanaan suluk perdana bagi Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah Al-Jalaliyah se-Indonesia di Ponpes Tahfidz Sekolah Alam Kiai Marogan, Talang Betutu.
Terpisah Pustrini Hayati, S.Pd.I, pengelola Ponpes Tahfidz Rahmat Palembang menyambut baik dengan rencana pembangunan jembatan ini, apalagi untuk mempercepat proses pelaksanaan ibadah suluk.
“Santri kami mayoritas belum suluk, jadi ini satu inisiatif yang bagus, dan saya berharap para Jemaah juga donatur bisa mambantu secara materi, sebagai bentuk perjuangan umat muslim dan investasi akhirat,” ujar alumnus Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang ini, Kamis, (24/10/2019). (don)