Palembang, Pelita Sumsel – Pagi ini, Sabtu (24/8), terlihat di beberapa titik di kota Palembang, terlihat kabut asap yang cukup pekat hingga mengurangi jarak pandang. Kabut asap ini terlihat seiring dengan perkembangan titik panas dan beberapa kawasan Hutbunla yang terbakar di wilayah Sumsel dan sekitarnya.
Stasiun Meteorologi Bandara SMB II Palembang mencatat jarak pandang yang hanya 700 m dengan kelembaban 97 %. hal ini dikarenakan adanya fenomena Smog. Smog adalah fenomena campuran antara Smoke (Asap) dan Fog/Mist (Kabut/Halimun), indikasi kabut yang berpartikel basah adalah dengan kelembapan yang relatif tinggi dan cenderung menghilang setelah matahari terbit dan angin. Sedangkan indikasi Smoke (Asap) yang berpartikel kering cenderung pedih di mata dan sulit hilang ketika menjelang siang dan akan kembali menebal pada sore hari.
“Kabut asap (Smog) yang terjadi pada pagi ini tidak menganggu penerbangan hanya saja menggangu aktifitas warga terutama transportasi karena mengurangi jarak pandang,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji.
Lanjutnya, Kondisi ini akan bepotensi berlangsung selama musim kemarau seiring aktifitas karhutbunla.
“Untuk itu BMKG Sumsel menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam bertransportasi baik darat maupun sungai dan jika bisa untuk menghindari jadwal penerbangan pertama pada pagi hari 04.00-07.00 WIB,” ungkapnya.
Tambah Beny, Pihaknya telah memprediksi akan datangnya Badai Tropis Bailu di Laut Cina selatan yang bisa mengakibatkan miskinnya uap air untuk pertumbuhan awan di wilayah Sumsel. seiring melemahnya badai tersebut pada tanggal 27-29 Agustus 2019 diharapkan adanya potensi Hujan di wilayah Sumsel walaupun hanya dengan probabilitas 20%.
“Semoga Hujan itu bisa turun, meskipun potensinya kecil, kami harap bisa mengurangi Kabut Asap,” tutupnya.