Palembang, Pelita Sumsel- Untuk meminimalisir pengunaaan bahan-bahan berbahaya pada Bulan suci ramadhan, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang bersama Pemerintah Kota Palembang dalam hal ini langsung Wakil Walikota, Fitrianti Agustinda melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Pasar Bedug yang berlokasi di Jalan Ratna Palembang Kamis (09/05).
Dalam Sidak tersebut di temui beberapa bahan makanan masih banyak pedagang nakal yang ingin meraih keuntungan besar dengan mengunakan bahan pengawet makanan yang berbahaya bagi kesehatan. diantaranya ada mie dan tahu yang mengunakan formalin ..
“Dari 21 sample jajanan yang kita teliti, ada dua jenis jajanan yang positif menggunakan formalin, yaitu rujak mie dan tahu yang ada di ketoprak,” ungkap Kepala BBPOM di Palembang Hardaningsi kepada media di sela Sidak
Dalam sidak tersebut, pihaknya telah mengamankan dua sample tersebut serta telah memberikan penjelasan kepada para pedagang tentang bahayanya bahan pengawet tersebut.
“Tadi ibunya telah kita beri penyuluhan, nanti kita juga akan mencari produsennya untuk kita tindak. Semoga bersama Ibu Walikota ini kita dapat bersama-sama membina mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda menyampaikan, bahwa pihaknya akan terus berupaya dengan memberikan pringatan kepada pengusaha bandel yang masih terus melalukan pembuatan tahu dengan menggunakan bahan yang membahayakan kesehatan.
“Kalau peringatan tersebut masih tidak dihiraukan, maka akan kita lakukan tindakan lebih lanjut. Contohnya penutupan tempat usahanya,” ungkap Wawako dua priode tersebut.
Masih dikatakannya, pihak Pemerintah kota (Pemkot) Palembang kedepan akan terus lakukan sidak seperti yang dilakukan BBPOM sehingga dapat mencegah dari kenakalan-kenakalan para pengusaha khususnya tahu berformalin.
“Saya tidak perlu menyebutkan lokasinya, tentunya pasti ini akan didengar oleh pengusaha tahu tempe. Dan saya menghimbau, ayolah kita mulai dari sekarang khususnya bagi pengusaha tahu untuk tidak lagi menjual dengan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan,” pungkasnya. (yf)