Perombakan Tim Jokowi Ma’ruf di Sumsel, Pengamat :Terasa Efek Gentarnya

waktu baca 2 menit
Sabtu, 17 Nov 2018 10:19 0 155 Redaktur Pelita Sumsel

Palembang, Pelita Sumsel – Hiruk pikuk pemilihan presiden dan wakil presiden sudah terasa panas di Provinsi Sumatera Selatan. Kedua kubu sudah bergerak turun membentuk jaringan pemenangan dan sama-sama berjuang dengan segala daya untuk memikat hati pemilih.

Di Sumatera Selatan, belum lama ini calon wakil presiden Sandiaga datang bersama Ketua Umum PAN dan menemui masyarakat. Seperti biasa Sandi jalan-jalan ke pasar dan bertemu emak-emak. Sementara kubu nomor urut 01 akan mendatangkan calon presiden petahana pekan ketiga bulan ini.

Kedatangan Jokowi walaupun dalam posisi menjalankan tugas kenegaraan namun sudah pasti akan ada beberapa kegiatan internal yang bersifat konsolidasi. Sudah menyebar informasi bahwa puluhan ribu relawan akan dikukuhkan oleh calon presiden yang didukung tiga tokoh politik Sumsel yakni Herman Deru, Alex Noerdin dan Syahrial Oesman.

Menanggapi perkembangan pilpres di Sumsel ini, pengamat dari kantor lembaga survei Konsepindo Research & Consulting Aji Hafari menilai, kedua tim tampak masih berjalan belum terkoordinasi dengan baik. Aji yang ditemui di sebuah hotel di sekitar bandara Palembang, Sabtu (17/11) mengungkapkan, konsolidasi dan beberapa aksi dari kedua tim pemenangan diakuinya merupakan langkah penting untuk memenangkan pertandingan.

Aji mencontohkan, perombakan timses nomor urut 01 dimana ketua tim sebelumnya yakni mantan gubernur Alex Noerdin yang diganti oleh mantan gubernur Syahrial Oesman menunjukan kepentingan langkah strategis dan taktis untuk kepentingan pemenangan itu. “Kalau saya baca struktur timses yang baru, efek gentarnya terasa. Bagaimana tidak, di situ ada tiga tokoh penting bergabung dalam tim. Ada Alex Noerdin, ada Herman Deru dan ada Syahrial Oesman. Kalau tim ini terorganisir dengan baik, seharusnya bisa menang Jokowi-Ma’ruf di Sumsel,” ujarnya.

Aji menyatakan hasil survei lembaganya di Sumsel menemukan masih tingginya swing voters atau pemilih mengambang. Hal itu menunjukan para pemilih masih membutuhkan informasi yang jelas dan mendetail soal visi misi dan program. Jika perdebatan antara kandidat dan timnya masih berkutat seputar istilah-istilah pendek dan tidak berkait dengan kepentingan langsung pemilih, patut diduga pemilih mengambang masih tetap akan tinggi dan mereka akan menunda keputusan memilih calonnya di akhir.

“Jadi tim yang mampu meyakinkan bahwa program kerja mereka sesuai dengan kebutuhan pokok pemilih, akan menang dalam kontestasi pilpres ini,” pungkasnya.(Ril/MDA)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA