Palembang, Pelita Sumsel – Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal itu terbukti dengan jumlah anak yang putus sekolah di jenjang pendidikan dasar berkurang signifikan dari 60.066 pada 2015/2016 menjadi 32.127 pada 2017/2018.
Salah satu daerah yang merasakan dampak positif dari adanya progran KIP dan PKH tersebut adalah masyarakat Sumatra Selatan (Sumsel). Ibu Nurhayati, warga Kota Palembang yang menerima PKH sekaligus KIP untuk anaknya sejak 2015 lalu, mengatakan kartu yang diterimanya sangat membantu kebutuhan biaya pendidikan anak-anaknya.
“Terima kasih untuk pak Jokowi yang sudah peduli terhadap kami rakyat kecil. KIP dan PKH ini sangat membantu buat kami yang memang serba kekurangan. Karena suami saya cuma kerja jadi sopir angkot, tapi alhamdulillah sejak Jokowi menjadi presiden selain mendapat bantuan dari kartu ini, suami saya juga setiap hari pendapatannya bertambah, mungkin banyak perbaikan jalan, jadi lancar jalannya,” tutur Ibu Nurhayati di kediamannya, Kota Palembang, Rabu (04/11/2018).
Senada dengan Nurhayati, Ridwan yang tidak lain merupakan tetangga dari Nurhayati, menyebut program KIP dan PKH adalah jawaban yang selama ini ditunggu-tunggu oleh rakyat kecil. Ia mengakui memang tak seberapa besaran nominalnya, tetapi dengan adanya bantuan itu, setidaknya ketika menjelang pemasukan sekolah, dan dalam kondisi tidak memiliki tabungan, tidak khawatir lagi. Karena ada dana yang disimpan di KIP dan PKH.
“Sebagai orang tua kita semua pasti mengalami, setiap tahun ajaran baru kita pusing beli ini dan itu untuk kebutuhan sekolah anak. Mending anaknya satu, ini saya ada yang masih SD, SMP dan SMA. Tapi sekarang alhamdulillah, dengan adanya bantuan KIP dan PKH, mengurangi beban biaya pendidikan,” kata Ridwan.
Ridwan menambahkan, bahwa dirinya dan Nurhyati merupakan sedikit dari ribuan warga di Sumsel yang mendapat bantuan KIP dan PKH dari pemerintahan saat ini. Ia mengatakan awal tahun 2018 ini saja, tepatnya pada tanggal 22 Januari 2018, Presiden Jokowi menyerahkan KIP secara langsung kepada 1.700 siswa SMA Negeri 1 Palembang. Masing-masing anak SD mendapatkan dana Rp450 ribu, yang SMP Rp750 ribu dan SMA/SMK Rp1 juta.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menyerahkan bantuan bagi 994 keluarga prasejahtera melalui kartu Program Keluarga Harapan (PKH). Dengan bantuan tersebut, setiap keluarga mendapat Rp1,89 juta tiap tahunnya. Sama seperti KIP, PKH pun hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah, pendidikan, dan gizi anak.
“Yang saya salut dari pemerintahan saat ini, kepeduliannya terhadap rakyat kecil begitu luar biasa. Ini benar-benar kami rasakan. Jadi kalau ada yang bilang Presiden Jokowi hanya peduli pembangunan fisik, seperti infrastuktur, itu salah besar. Program KIP dan PKH ini merupakan bukti bahwa Presiden Jokowi juga peduli tehadap Sumber Daya Manusia (SDM),” pungkasnya.
Ketika ditanya, di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti pilih siapa? Nurhayati dan Ridwan pun kompak dengan tegas akan memilih Jokowi. Karena bagi mereka Jokowi sudah terbukti kinejernya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memilihnya.
“Jelas saya memilih Jokowi, beliau merakyat, kinerjanya nyata. Kalau presiden petahana sudah bagus, kenapa harus ganti yang baru. Yang setahu saya tidak menawarkan apa-apa. Menjadi presiden itu bukan coba-coba karena menentukan Indonesia lima tahun ke depan” tegas Ridwan.
“Saya juga pilih Jokowi jadi Presiden dua periode, karena saya merasa banyak perubahan di Sumsel ini sejak Jokowi menjadi Presiden,” timpal Nurhayati.