Jakarta, Pelita Sumsel – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi peningkatan hubungan bilateral Indonesia – Turki yang ditandai dengan kerja sama bilateral di berbagai bidang. Melalui pertemuan Parlemen anggota MIKTA (Mexiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia), DPR optimis bahwa hubungan kedua negara dapat menguat di masa mendatang.
“Sekali lagi kami mengapresiasi partisipasi aktif parlemen Turki dalam MIKTA sebagai upaya strategis untuk memberikan solusi inovatif dalam isu-isu global terkini dan mempererat hubungan kedua negara,” papar Bambang Soesatyo saat bilateral meeting dengan Wakil Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop, Sabtu, (15/09) di Ubud, Bali.
Di bidang ekonomi, Bamsoet menuturkan DPR mendukung peningkatan investasi Turki ke Indonesia. Ia berharap melalui kemudahan bisnis dan kebijakan One Stop Service dapat meningkatkan investasi Turki ke Indonesia.
Ia menjelaskan, saat ini Indonesia sedang mengembangkan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah sebagai upaya membangun infrastruktur tanpa harus mengandalkan Anggaran Pemerintah.
“Dalam hal ini Kami mengundang investor Turki untuk berpatisipasi dalam program tersebut mengingat keberhasilan Turki dalam mengelola investasi melalui skema Public-Private Partnership dalam pembangunan bandar udara terbesar Istanbul New Airport,” sambungnya.
Menurutnya, kerjasama ini perlu ditingkatkan salah satunya melalui Indonesia Turkey Comprehensive Economy Partnership (IT CEPA) yang sedang dalam tahap perundingan. Diharapkan melalui kerjasama ini hambatan ekspor kedua negara dapat dikurangi.
“Kami berharap melalui kesempatan ini Turki dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan ekonomi Islam dunia teruatama dalam pembangunan infrastruktur.” harapnya.
Bamsoet menambahkan, iklim investasi yang kondusif serta peningkatan tingkat kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business) dari urutan ke- 91 pada tahun 2016 menjadi urutan ke-72 pada tahun 2017 berdasarkan data Bank Dunia juga dapat menjadi daya tarik bagi investor asing.
“Selain itu penerapan One Step Service melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) juga menjadi faktor pendukung kemudahan investasi ke Indonesia dengan proses yang mudah dan cepat,” jelas Bamsoet.
Untuk diketahui, saat ini total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Turki berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mengalami peningkatan dari 1,3 juta USD pada tahun 2016 menjadi 1,7 juta USD pada tahun 2017.
Sebelum memgakhiri pertemuan bilateral, Bamsoet juga menyampaikan keprihatinannya atas krisis ekonomi yang melanda Turki dan berharap ekonomi Turki dapat segera pulih kembali. (*)